Belajar Dari Kesalahan Diri Sendiri. Assalamualaikum teman-teman, apakabar kalian semua? semoga kalian baik-baik semua ya. Sebelum aku menceritakan pengalamanku, aku ingin bertanya kepada kalian, siapa yang pernah mencontek?
Alhamdulillah jika kalian belum pernah, tetapi jika sudah pernah cerita ini mungkin akan memberikan manfaat untukmu.
Ini adalah cerita waktu aku masih 5 SD, sekarang aku sudah SMP ya teman-teman. Sebelumnya aku ingin menyamarkan nama temanku itu, aku ingin menggantinya dengan sebutan Kak Ros.
Daftar Isi
Belajar dari kesalahan dan pengalaman
Aku satu kelas dengan Kak Ros. Dia duduk di seberang kursi aku, persis bersebelahan tetapi tidak satu meja. Kak Ros orangnya baik dan ramah, duduk satu bangku dengan Mely (sudah aku samarkan). Setiap akan ada ujian, Ibu/Bapak guru selalu memberitahukan kepada kami waktunya.
Kak Ros adalah anak yang bisa dibilang pinter, cuman sayang dia selalu tidak pernah percaya diri dengan kemampuannya. Setiap ujian Kak Ros selalu membawa rangkuman yang telah dibuatnya ketika belajar. Uniknya, rangkuman itu kemudian dia fotocopy dengan ukuran yang sangat kecil dan dia bawa ke dalam kelas ketika mau ujian.
Baca juga: Tujuan sekolah secara umum
Awalnya aku tidak tahu kebiasaan dia itu, sampai akhirnya catatan itu jatuh dari saku celana persis di sampingku. Beruntung Guru pengawas yang duduk di depan, tidak melihat ada kertas itu. Aku yang sudah menyelesaikan semua soal, hanya duduk menunggu teman lain, karena aku tidak mau yang pertama.
Setelah ujian selesai, aku menghampiri Kak Ros yang sedang duduk menatap ke tiang mendera, persis membelakangi pintu kelas kami, “Tadi apa yang terjatuh dari saku kamu?” tanyaku dengan nada pelan dan penasaran.
“Itu tadi adalah contekan,” jawab Kak Ros dengan pelan karena takut ada yang tahu, kebiasaan di kelasku jika ada anak yang ketahuan mencontek pasti akan malu diledekin, bahkan sampai diteriakin dengan yel-yel, tukang contek… tukan contek… berkali-kali.
“Aku tidak melihat kamu membuka kertas itu, aku hanya melihat kertas itu jatuh karena kamu mengambil penghapus yang ada di dalam saku celana rok kamu,”
“Iya, aku memang tidak pernah membuka itu, aku hanya merasa nyaman mengerjakan soal jika membawa rangkumanku itu ke dalam kelas, jadi aku merasa percaya diri.” jawab Kak Ros yang membuatku tersenyum aneh.
“Kak Ros, harus berusaha dan yakin dengan kepintaran Kak Ros yang sudah tuhan berikan, jangan ragu,” ucapku menasehati kepada teman yang sudah aku anggap sodara itu, “jika itu terulang kembali Kak Ros bisa malu, karena ketahuan mencontek, walau sebetulnya rangkuman itu tidak Kak Ros gunakan.”
Baca juga: Cerita tolong menolong sesama teman
“Iya, Naila, temanku yang baik terima kasih sudah mengingatkan aku,” sambil tersenyum Kak Ros menjawabnya, “Oia, kita solat Dzuhur yuk!” ajak Kak Ros kepadaku.
Belajar Dari Kesalahan Diri Sendiri
Aku dan Kak Ros menuju Mushola dengan kantin, tetapi tiba-tiba.
“Kak Ros,” ucap Bu Anna yang dari tadi duduk di belakang.
Kak Ros yang kaget, dengan muka merah berkata, “I…B…U… dari kapan di sana sana, apakah Ibu mendengarkan percakapan kami?”
“Iya, saya mendengar percakapan kalian semua, Ibu sudah tidak kaget, Ibu sudah tahu apa yang kamu lakukan itu sejak kelas 4 SD lalau, Ibu kamu yang menyampaikannya kepada Ibu langsung,” tegas Bu Anna, “Oia Kak Ros, benar kata Naila, kamu harus bisa percaya diri dengan hasil dan kemampuan kamu, karena jika kamu bisa melewati itu semua, Ibu yakin kami bisa menghilangkan rasa takut kamu dan bisa percaya diri.”
Baca juga: Si nenek pemilik suara misterius
Awalnya Kak Ros malu, tetapi setelah mendengar penjelasan itu, Kak Ros bisa menjawab ujian tanpa membawa contekan ke dalam kelas, bahkan nilainya lebih baik dari Naila.
Aku belajar dari proses pembelajaran dari pengalaman Kak Ros, bahwa kita harus bisa keluar dari rasa taku yang kita miliki, sehingga bisa memiliki rasa percaya diri yang kuat.
Demikian ceritaku, Belajar Dari Kesalahan Diri Sendiri semoga bermanfaat untuk kalian semua.