in ,

NgakakNgakak SedihSedih

I am a food vlogger! Part 1

I am a food vlogger
I am a food vlogger

I am a food vlogger! Part 1. “Rubee, ayo sarapan dulu!”  panggil Ibu. “Iya, Bu! Tunggu sebentar!” jawabku.  Aku segera menyiapkan buku sesuai jadwal sekolah hari ini, juga tisu untuk berjaga-jaga, dll. Oh iya, kalian sudah tau nama panggilanku kan? Tapi belum tahu nama panjangku, hehe…

Nama panjangku adalah Assyifa Rubee Latifah. Aku bersekolah di SDN 072 Yogyakarta kelas V. Hobiku… belum bisa dijelaskan. Hehe, soalnya aku nggak pernah yang namanya suka banget sama sesuatu. Ya, begitulah aku. Kadang pun teman-teman di sekolah mengejekku dengan ‘anak tak punya bakat’ tapi aku tidak pernah merasa putus asa karena diejek seperti itu.

Eh, sampai mana kita tadi? Oh iya, sampai ibu memanggilku untuk berangkat sekolah ya.

Pagi yang cerah. Hari ini aku memasuki semester baru! Aku langsung segera lari ke meja makan dan menu sarapan hari ini. Wow, gudeg kesukaanku! Aku bertanya pada ibu. “Ibu yang buat gudegnya atau beli di Wijilan?” Ibu menjawab, “Oh, Rubee belum tahu, ya? Dekat rumah kita ada yang  jual gudeg loh!” Aku langsung bersemangat loncat-loncat dan langsung duduk di kursi meja makan.

Baca juga: Cara jadi youtuber cilik

Aku pun membaca do’a sebelum makan. “Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma bariklanaa fimaa razaktanaa wakinaa adzabannar. Amin,” Aku langsung melahap gudeg itu. Hmm,enak!

Bagi teman-teman yang belum tahu gudeg komplit itu isinya apa saja, aku jelasin ya. Gudeg terdiri dari telur yang dimasak lama dengan bumbu sampai menjadi kecoklatan, sambal krecek, ayam yang empuk dimasak selama berjam-jam, tahu dan tempe, dan primadona dari gudeg komplit adalah sayur nangka muda (gori) yang dimasak lama dan manis. Kalau teman-teman aneh mendengarnya, coba dulu deh! Rasanya benar-benar bukan seperti buah nangka. Rasanya enaaak sekali.

“Bu, kayaknya aku bisa makan sampai 3 piring deh. Soalnya lebih enak dari masakan Ibu! Haha,” tawaku.

“Dasar Rubee. Ibu nggak masakin kamu gudeg lagi, ya,” jawab Ibu.

“Ehhh, ibu jahat ihhh!” teriakku.

Kami pun tertawa bersama. Aku pun menyalami Ibu dan langsung naik ke becak langgananku, becak Mas Alip. Oh, iya aku belum cerita. Ayahku sedang kuliah di Amerika.  Aku bercanda dengan Mas Alip saat diperjalanan.

“Udah sampai nih, Bee,” kata Mas Alip.

“Jangan panggil aku Bee, dong, Mas! Aku nanti jadi kayak lebah, deh,” jawabku.

Kami pun tertawa bersama, dan aku segera turun dari becak. Aku pun menyapa sahabatku, Ardilla Putri Marsha. Panggilannya Sasha. Aku pun bercanda dan tertawa bersama Sasha sampai bel masuk berbunyi.

KRINGGG…KRINGGG…KRINGGG….

Baca juga: Apa saja kewajiban Anak di Sekolah?

Satu guru cantik dengan jilbab yang berurai-urai itu masuk.

“Selamat pagi, anak-anak!” kata Bu guru.

“Selamat pagi, Bu,” jawab anak-anak dengan kompak.

“Anak-anak, pada semester ini kalian mendapatkan 1 loker untuk 1 orang. Kalian bisa menyimpan tempat pensil, buku, dan lain-lain. Jadi, kalian hanya akan membawa Buku PR saja ke sekolah, oke?” kata Bu guru.

“Yess!!!” teriak anak-anak serempak.

“Oh, iya. Perkenalkan, nama Ibu adalah Ibu Lidiawati Warningsih. Panggil saja Ibu Lidia,” kata Bu Lidia.

“Oke, bos!” kata salah satu temanku yang terlucu, yaitu Ahmad.

“Hahaha!” Aku dan teman-temanku yang lain tertawa saking lucunya.

Kami pun belajar sampai akhirnya istirahat…

KRINGGG… KRINGGG… KRINGGG…

Kami mendapatkan snack istirahat di sekolah. Snacknya yaitu gathot dan tiwul. Gathot dan tiwul terbuat dari singkong dan ditaburi parutan kelapa. Rasanya enaak banget. Kalian harus coba, deh. Ada juga yang mendapatkan snack keripik pisang. Satu orang mendapat 2 snack yang enak-enak, loh!

“Ibu Lidia, setelah ini pelajaran apa?” tanya Sariah, salah satu temanku yang kepo.

“Setelah ini pelajaran komputer, kalian harus ke Lab Komputer nanti, ya,”  jawab Bu Lidia.

“Iya, bu,” jawab semua murid di kelasku.

Lalu, guru lama yang telah kami kenal, yaitu Pak Taufan, datang.

“Anak-anak, sekarang kita akan belajar di Lab Komputer. Ayo, ikuti bapak!” kata Pak Taufan.

“Baik, pak!” jawab anak-anak serempak.

“Oh iya, Lab Komputernya baru, loh,” kata Pak Taufan.

“Pak, Lab Komputernya ada dimana?” tanya Sariah, dengan wajah yang antusias.

“Haha, lihat saja nanti,” jawab Pak Taufan.

Kami segera masuk ke Lab Komputer. Ternyata, ada banyak sekali komputer di sana. Warnanya ada biru, merah muda, hijau, dan merah. Aku memilih komputer yang berwarna merah. Aku pun mengikuti petunjuk dari Pak Taufan.

Baca juga: Ada hacker di Sekolah

“Kita akan belajar tentang Line Spacing dalam Microsoft Word. Bla bla bla…,” jelas Pak Taufan panjang lebar.

“Nah, sekarang kalian boleh membuat artikel, lalu kalian kirimkan ke penuliscilik.com, ya!” jelas Pak Taufan lagi.

Aku pun segera membuat artikel tentang makanan kesukaanku, yaitu RENDANG. Lalu, Sasha datang. Ia langsung membaca artikel yang sedang kubuat.

“Eh, makanan mulu. Kayaknya kamu akan menjadi foodie deh, Bee,”  kata Sasha.

“Ah, jangan panggil aku lebah, dong! Tapi, mana mungkin juga aku menjadi foodie, haha,” jawabku.

“Eh tapi, jangan makan banyak-banyak. Entar obesitas lagi,” canda Sasha.

“Biarin, nanti aku sehat,” jawabku.

Kami pun tertawa bersama.

“Hmmm, tapi apa yang dikatakan Sasha benar juga,” batinku.

“Aha!” Aku pun meminta izin kepada Pak Taufan untuk membacakan artikel yang kubuat ke teman-teman. Pak Taufan pun setuju. Setelah Pak Taufan membacakan artikel tentang rendang itu, semua temanku bertepuk tangan, termasuk Sasha.

Oh yeah, mantap Rubee! Haha!” kata Ahmad.

“Terima kasih,” jawabku dengan tersipu malu.

“Cieee… Rubee mukanya merah nih ye…” kata teman-teman sekelasku.

“ALIAS ENGGAK MANTAP! JELEK BANGET! KAN KAMU NGGAK PUNYA BAKAT!” kata Ahmad.

“Ihhh, Ahmad!” kataku dengan muka marah membakar.

“Jangan marah-marah, entar aku do’ain kamu jadi gendut, lho!” canda Ahmad.

Teman-temanku pun tertawa. =D

Setelah itu, pelajaran terakhir pun tiba, yaitu SBK. Kami melukis sebuah vas berisikan beberapa bunga. Aku membuatnya dengan susah payah.

“Bagus, Bee!” puji Saiba, temanku yang keturunan India-Arab itu.

“Iya… Aku pasrah saja deh, dipanggil lebah mulu,” kataku.

“Hmmm… Rubee,” panggil Chacha.

“Ada apa?” jawabku.

Oh iya, sebenarnya aku dan Chacha itu teman baik, loh. Amila Chacha lengkapnya. Hanya karena pertengkaran sepele, kami jarang bermain bersama lagi.

Can we just… talk in the toilet?” tanya Chacha.

“Alaaah, jangan sok keinggris-inggrisan gitu, ah,” kata Ahmad.

Chacha pun mengabaikan kata-kata yang Ahmad ucapkan. Kami berdua pergi ke toilet dengan sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan Bu Lidia.

“Aku minta maaf ya, kalau aku ada salah. Kita jarang bersama hanya gara-gara salah paham. Aku kira kamu menyontek aku, ternyata Sasha yang menyontek aku, karena sebentar lagi aku akan pergi,” kata Chacha yang air matanya menetes satu persatu.

Baca juga: Jajanan anak sekolah terlaris

“Maksudnya? Kamu akan pergi kemana?” tanyaku.

“A-aku… aku… mau pindah ke Hongkong seminggu lagi karena Ayahku dipindah tugaskan oleh Bosnya,” tangis Chacha pun meledak.

“Uuh, nanti aku rindu mlihat batang hidungmu yang mancung. Tapi, tidak apa… kita masih bisa bertukar sapa lewat telepon, SMS, dan e-mail. Jangan menangis, yang penting kamu bawa oleh-oleh makanan yaa,”

“Dikit aja, ah. Entar kamu gendut,”

Chacha pun berhenti menangis dan langsung tertawa.

Bersambung ke I am a food vlogger! Part 2

Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!

Yuk tulis komentar kamu