in

SenangSenang KerenKeren NgakakNgakak SedihSedih KagetKaget

Cerita Anak – Adikku Jadi Raja Setengah Hari

Adikku Jadi Raja Setengah Hari
Adikku Jadi Raja Setengah Hari

Adikku Jadi Raja Setengah Hari. “Sya, sini dulu,nak…” Umi memanggilku. Aku yang sedang asyik membaca, segera pergi menuju tempat dimana Umi memanggilku.

“Ada apa, Umi?” tanyaku sambil duduk disamping Umi. Umi membelai rambutku yang panjang dengan penuh kasih sayang.

“Begini, besok Umi dan Abi akan pergi menjenguk tante Reva dirumah sakit. Tante Reva terkena penyakit DBD dan harus dirawat dirumah sakit. Jadi, besok, Sya Umi beri tugas untuk menjaga Khof. Selama mereka pergi, Sya harus bermain bersama dengan Khof. Jika ia menginginkan sesuatu, penuhilah permintaannya. Oke?” terang Umi sambil meminta persetujuan dariku.

“Tapi, Umi…. Sya banyak tugas besok. Melakukan semua itu tidak mungkin akan selesai dalam sehari. Menurut Sya, mendingan Khof ikut Umi dan Abi saja.” jawabku menolak. Karena, aku tahu, Khof pasti akan menggangguku saat mengerjakan tugas besok. Walaupun, belum pasti iya atau tidak.

Baca juga: Akulah Sang Pengusaha Kecil Yang Sukses

“Sya…. Khof itu adikmu. Kamu harus menjaganya walaupun banyak tugas yang harus kau kerjakan. Umi mengerti, kamu pasti akan kelelahan jika melakukan semuanya. Percayalah dengan Umi, besok akan jadi hari yang sangat menyenangkan. Ya, sudah, sekarang Umi mau menerangkan hal yang sama dengan Khof. Sya, pikirkanlah apa yang akan kamu lakukan besok bersama adikmu. Oke?” Umi beranjak dari tempat duduknya menuju kamar Khof. Aku pun kembali kekamarku untuk melanjutkan bacaanku.

Keesokan harinya.

Aku keluar dari kamarku dengan mengenakan baju lengan panjang berwarna merah bergambar kucing dibagian depannya. Untuk bawahannya aku mengenakan rok berwarna merah muda bermotif pita dibagian bawahnya. Rambutku aku kucir seperti ekor kuda. Aku pergi meninggalkan kamarku menuju ruang keluarga. Dimana, Umi, Abi sudah ada disana.

“Selamat pagi, Umi, Abi” sapaku.

“Selamat pagi, Sya” jawab mereka bersamaan.

“Umi, Abi, Khof mana? Biasanya jam segini, Khof sudah ada di depan TV untuk nonton film kesukaannya.” tanyaku.

“Oh, Khof lagi ambil kertas dan pulpen di kamarnya” jawab Abi. Aku hanya ber-oh panjang. Tiba-tiba……

“Ini pulpen dan kertasnya, Umi.” kata Khof sambil memberikan kertas dan pulpen kepada Umi.

“Terimakasih…..” ucap Umi. Dikertas itu Umi membuat tabel berisi tulisan. Aku bingung dengan apa yang Umi lakukan.

“Itu untuk apa Umi?” Tanya Khof.

“Ini tugas yang harus Sya dan Khof lakukan sebelum mulai bermain.” Jawab Umi.

“Silakan dibaca….” ucap Abi. Aku dan Khof segera membacanya.

Tugas Sya Tugas Khof

Menyapu seluruh ruangan (kecuali kamar mandi). Merapikan kamar.

Mengepel seluruh ruangan (kecuali kamar mandi). Merapikan mainan.

Baca juga: Teknik membaca

Merapikan kamar. –

Aku terkejut. Banyak sekali tugas yang harus kulakukan. Sedangkan Khof hanya 2 tugas. Huuh! Sebel, deh!

“Nah, Sya, Khof sekarang Umi juga Abi pergi menjenguk tante Reva. Kalian baik-baik, ya, dirumah. Harus akur. Tidak boleh bertengkar. Dan, Sya, kamu ingat apa yang kita bicarakan kemarin? Lakukan tugas itu juga, ya…Nah…Khof, karena kamu masih berumur 8 tahun jadi kamu harus mendengarkan apa yang diperintahkan oleh kakak Sya.” terang Umii.

“Nggak mau! Khof nggak mau dengerin apa kata Kak Sya! Khof maunya Kak Sya yang mendengarkan Khof.” tolak Khof.

“Eit, kok begitu,sih… seharusnya Khof mau dong… kalau Khof mau, nanti sepulang dari rumah sakit, Abi belikan Khof es krim.” bujuk Abi.

“Nggak mau! Pokoknya nggak mau!!!!!!” Khof mulai marah. Tampak dari wajahnya yang mulai merah. Hihihihi….. lucu!

“Ya, sudah, gini aja. Khof dengarkan perintah Kak Sya. Dan Kak Sya dengarkan dan lakukan perintah Khof. Oke?” Umii meminta persetujuan kami berdua.

“Kalau itu baru Khof mau!” jawab Khof senang. Aku hanya mengganguk tanda setuju. Walaupun, sebenarnya tidak.

“Oke, deh, kalau begitu, mereka berangkat menjenguk tante Reva dulu, ya…….. assalammu’alaikum.” pamit mereka bersamaan.

“Wa’alaikum salam………” jawab kami kompak.

Baca juga: Trik sulap angka keren

Dari jendela, kulihat mobil avanza putih pergi meninggalkan rumah. Ya, itu mobil keluargaku. Sebenarnya, aku ingin ikut. Tapi, aku tidak ingin mengecewakan mereka.

“Khof, sekarang lakukan tugasmu. Barulah kau boleh bermain.” perintahku.

“Oke, deh!” jawab Khof.

Aku juga segera melakukan tugas yang diberikan Umii. Setelah semua selesai, aku berjalan santai menuju kamarku. Kini aku bebas, setelah menyuruh Khof melakukan tugasnya,dan akupun selesai melakukan tugasku.

Aku bisa tenang membaca buku, dan bermain boneka seharian. Tapi, kenyataannya tidak begitu. Tiba-tiba, Khof memanggilku. Aku pun berjalan gontai menuju kamar Khof. Ya, aku malas jika pergi kekamar Khof. Pasti dia akan menyuruhku melakukan sesuatu untuknya.

“Ada apa?” tanyaku.

“Kak, Khof haus. Tolong buatin es teh, ya…….” perintah Khof.

“Oke!” jawabku sambil keluar kamar menuju dapur. Perintah pertama, sih, tidak menggangguku. Jadi, dengan senang hati aku melakukannnya.

“Ini es tehnya. Dijamin enak! Ayo diminum!” aku meletakkan segelas es teh disamping Khof.

“Kak, temenin Khof main, dong…… Khof ngga ada teman.” Pinta Khof.

“Haduuuh….. kamu ini ada-ada saja. Sudah tahu kakak banyak tugas. Kamu main aja sendiri!” tolakku. Aku pergi meninggalkan Khof sendirian.

Baru sedikit perintah saja, aku sudah menolak apalagi kalau banyak. Huuuh!. Rasanya aku ingin pergi kerumah sakit menyusul mereka. Tapi, nggak mungkin aku meninggalkan Khof sendirian.

“Kak! Sini dulu!” panggil Khof. Aku pura-pura tidak mendengar.

“KAKAK!!!” panggil Khof lebih keras.

“Apa, sih?!” aku mulai kesal dengan Khof.

“Khof lapar. Khof mau makan. Buatin Khof makanan!” perintah Khof.

“Nggak mau. Kakak lagi sibuk! Makan aja roti yang ada di meja.” Kataku.

“Kalau begitu, ambilin rotinya.” Perintah Khof lagi.

“Sekali lagi, Kakak NGGAK MAU!! Ambil sendiri. Memangnya kamu raja apa? Nyuruh-nyuruh! Kamukan punya tangan dan kaki. Jadi, jalan dan ambil rotinya sendiri.” Marahku. Dengan perasaan kesal aku keluar dari kamar Khof dan pergi kekamarku.

Saat aku menutup pintu kamarku, aku mendengar suara tangisan. Sepertinya aku kenal suara itu. Dengan segera, aku berlari menuju kamar Khof. Benar saja, Khof yang menangis.

“Khof, kamu kenapa?” tanyaku sambi memeluk dan membelai rambutnya. Khof hanya diam. Tak menjawab pertanyaanku.

“Khof… kamu kenapa? Kok nangis?” tanyaku lagi. Sebenarnya aku tahu, Khof menangis karena aku memarahinya. Aku merasa bersalah kepadanya.

“Hiks…hiks… tadi Kakak Sya hiks… marah sama Khof. Hiks… hiks… hiks… Khof cuma minta dibuatin hiks… ma… kan… hiks…” terang Khof.

“Ooooh……… kalau begitu, maafkan Kakak,ya… tadi, Kakak mau nyelesain bacaan Kakak dulu. Jadinya, Kakak marah,deh… maaf,ya.” Ucapku. Khof mengangguk.

Baca juga: Bunga sakura di Jepang

“Ya, sudah. Sekarang Khof mau makan apa?” tanyaku.

“Khof, mau… hmm… apa aja, deh! Yang penting Khof makan.” Jawab Khof.

“Hmmmm…… gimana kalau makan nasi goreng?” tawarku.

“Boleh juga. Memangnya Kakak bisa masak nasi goreng?” Tanya Khof.

“Bisa dong… yuk! Kakak tunjukin caranya. Sekalian kamu bantu Kakak.” Jawabku.

“Oke!” Khof mengacungkan kedua jempolnya.

Kami pergi menuju dapur dan mulai memasak nasi goreng. Alhamdulillahnya, bahan-bahan untuk membuat nasi gorengnya ada.

“Kita bikin nasi goreng apa?” Tanya Khof.

“Kita akan membuat nasi goreng kunyit. Rasanya itu enaaaaak bangeeet!” jawabku.

“Gimana kalau kita bikin yang banyak. Supaya mereka bisa makan nasi goreng buatan kita.” Kata Khof.

“Oke! Nah, sekarang kamu ambil bawang putihnya. Letakkan disini. Kakak kupas kunyitnya dulu.” Aku membagi tugas.

Aku dan Khof melakukan tugas masing-masing dengan penuh canda tawa. Dan sepertinya, baru kali ini aku memasak berdua dengan adikku. Wiiiih…. Senangnya!

Setelah nasi gorengnya jadi, kami makan berdua dengan lahap. Tak lama setelah itu, mereka pulang. Merekapun merasa senang kami bisa akur.

“Waaw! Nasi gorengnya enak. Kalian memang pintar memasak!” puji Abi dan Umii. Aku dan Khof hanya tos gembira.

Setelah kejadian itu, aku begitu juga Khof jadi semakin akur. Duuuuh…… senangnya punya adik yang baik, sholeh dan setia.

-Tamat- Adikku Jadi Raja Setengah Hari

Yuk tulis komentar kamu