in

SedihSedih KerenKeren SenangSenang

Cerita Anak – Sifat Anak Pertama

Cerita Anak - Sifat Anak Pertama
Cerita Anak - Sifat Anak Pertama

Cerita Anak – Sifat Anak Pertama. Namaku Shanieka. Anak pertama dari 5 bersaudara. Entah kenapa aku ditakdirkan menjadi seorang kakak, karena memang susah punya adik. Belum ketika kita mengalah, melerai mereka saat bertengkar atau menghibur mereka saat mereka menangis.

Entah kenapa, kalau ada masalah, ’kakak terbesar’ lah yang harus selalu mengalah. Contohnya ketika aku ulang tahun waktu itu. Narine, temanku memberi hadiah sebuah bando bunga yang lucu.

Kemudian, aku menyimpannya di meja belajar kamarku. Keesokan harinya, aku mencari bando bunga yang diberi Narine kemarin. Ternyata bando bunganya hilang!! Aku berteriak memanggil Mamaku.

Baca juga : Liburan di rumah bersama keluarga

“Mama!!!” Teriakku.

“Apa, Shanieka?” Tanya Mama.

“Lihat bando bunga dari Narine kemarin?” Tanyaku.

Mama menatapku kemudian menggeleng, ”Kamu taruh dimana emang?” Tanya Mama.

“Shanieka taruh di atas meja Shanieka! Masa ilang sih, Ma?!” Marahku.

Pas sekali ketika aku marah, datanglah Gabrielly dan Nadya, kedua adik perempuanku. Mereka membawa bando bungaku! Keduanya menarik narik bandoku sampai bandoku rusak. Aku rasanya ingin menangis melihatnya.

“Mama! Hemm…Ma…hicks hicks hicks,” Aku menangis.

“Sudahlah Shanieka, jangan nangis. Mereka bertiga kan masih kecil. Udahlah Shan.”

Ya begitulah. Waktu itu Mama merasa aku adalah anak yang manja dan tak pantas menjadi seorang kakak.

Karena kejadian itu, aku pun mengubah sifatku yang tadinya feminine ke tomboy. Aku berharap karena aku tomboy, adik adikku tidak mengambil perlengkapanku seperti bando, gelang anting, dan lainnya.

Baca juga : Cerita Anak Keras Kepala

Aku juga sudah mengganti cat dinding kamarku menjadi warna biru tua, bukan warna pink lagi, agar adik-adikku tidak tertarik untuk masuk kedalamnya. Boneka bonekaku kini kubuang dan kuganti dengan mainan mobil-mobilan.

Aku menghindari adikku dengan cara yang lembut. Tapi semua malah bertambah parah, ketika aku baru sadar aku juga mempunyai adik laki-laki.

Namanya Tio dan Adienson. Mereka berdua lah yang kini mengacak-acak kamarku, yang terkenal rapi. Mereka berdua jugalah yang suka mengambil mobil mobilanku secara tiba-tiba.

Ketika itulah aku merasa stress. Belum lagi ditambah marahan Mama kalau aku tidak menuruti perintah adikku.

Semua berlangsung sampai suatu malam aku mengganti waktu belajarku menjadi waktu untuk menangis didalam kamar. Papa mengetuk pintu kamarku dan mendekatiku. ”Ada masalah apa,sayang?” Tanya Papa sembari membelai rambut pendekku.

“Nggak, Pa.” Jawabku.

“Kenapa, sayang? Ceritalah, Papa nggak bakalan marah, kok.” tanya Papa.

“Aku nggak mau lagi jadi kakak, Pa! Kenapa sih Mama tuh selalu pilih kasih. Apa apa pasti kakak pertama yang kena salah. Adik kan juga manusiakan, manusia semua pernah ngelakuin kesalahan, Pa!” Tangisku, sembari mengeluarkan air mata.

Papa tersenyum menatapku.”Kamu salah, Shan. Mama bukan pilih kasih. Mama hanya percaya kalau kamu pantas menjadi kakak. Dari kamu lahir, Mama sudah yakin kalau kamulah yang pantas jadi kebanggaan Mama dan Papa,” jelas Papa menghela nafas.

“Hah, masa sih Pah,” tanyaku.

“Kamu saja yang tidak sadar. Kalau malam menjelang, Mama suka melihat keadaanmu, hanya untuk melihatmu sudah tidur apa belum. Mama juga suka memarahi adik adikmu dibelakangmu. Contohnya, ketika kamu masih disekolah dan adik-adikmu dirumah, Mama sering lho marahin adik-adikmu. Kamu jangan benci Mama, ya. Mama sayang kamu. Papa juga,” penjelasan Papa membuatku terdiam malu.

Baca juga : Karangan singkat tentang Idul Adha

Aku melongo sedih dan merasa malu. Kemudian tersenyum. Berharap aku tidak berprasangka buruk terhadap Mama lagi. Aku sayang Mama.

Semenjak saat itu aku berubah sifat, yang tadinya pemarah dan kolokan, sekarang menjadi penyabar dan penyayang kepada adik-adikku. Terima kasih sudah membaca Cerita Anak – Sifat Anak Pertama.

3 Komentar

Balas komentar

Yuk tulis komentar kamu