in

SedihSedih KerenKeren KagetKaget TakutTakut NgakakNgakak SenangSenang

Cerita anak durhaka kepada ayah dan bunda

Anak Yang Durhaka Kepada Orang Tuanya
Anak Yang Durhaka Kepada Orang Tuanya

Alyka adalah anak yang cantik. Tetapi, kecantikannya tidak diiringi dengan kecantikan hatinya. Dia sangat jahat kepada ibunya, bisa dikatakan ia seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya. Suatu hari ia menginginkan sesuatu dan seperti biasa ia selalu merengek dan memekasa. Alyka selalu meminta barang yang mahal-mahal kepada Ibunya. Jika tidak terpenuhi, Alyka akan memarahi Ibunya dan mogok makan. Mau tak mau, Ibunya harus membelikan barang yang di inginkan Alyka, anaknya.

Anak Yang Durhaka Kepada Orang Tuanya
Anak Durhaka Kepada Orang Tuanya

“Bu!” Panggil Alyka dengan suara yang keras. Dengan segera, Ibunya mendatangi Alyka, anak kesayangannya itu.

“I.. iya. Ada apa nak?” Tanya Ibu dengan napas yang terengah-engah, karena capek sehabis berlari.

“Alyka pengin tempat pensil seperti Anin yang canggih dan terbaru!” Seru Alyka ketus, sambil memaksa Ibunya agar di belikan yang di inginkannya itu.

Baca juga: Maafkan aku Ibu

“Tapi nak, Ibu tidak punya uang untuk mem..”, Pembicaraan Ibu terputus oleh Alyka yang langsung menerocos pembicaraan.

“Pokoknya, Alyka pengin tempat pensil itu sekarang!” Bentak Alyka marah dan menyruh Ibunya pergi dari kamarnya.
Bapak yang melihat kejadian itu hanya geleng-geleng kepala dan mengelus dada. Dan terpaksa, Ibunya harus membelikannya untuk anak yang di sayanginya itu.

Perjalanan menuju toko buku

Sorenya, Ibu mengajak Alyka untuk pergi ke sebuah toko buku yang menyediakan berbagai perlengkapan alat tulis sekolah. Alyka melihat-lihat sekitarnya dan akhirnya menemukan juga yang di inginkannya. Lalu, Alyka segera memanggil Ibunya.

“Bu! Sini!” Panggilnya dengan lantang. Ibu segera mendatangi anakanya yang sedari tadi memanggilnya.

Baca juga: Cerita pengorbanan seorang ibu

“Ada apa nak? Sudah ketemu tempat pensilnya belum?” Tanya Ibu lembut. Alyka mengangguk keras sambil tersenyum dan memperlihatkan tempat-pensil yang sedang nge-tren itu.

Memang, tempat pensil itu sangat bagus. Tetapi, Ibu tak sanggup membelinya karena harganya yang mahal. Mendengar perkataan Ibunya, Alyka langsung marah dan ingin membeli itu sekarang.

Alyka terus merengek sembari menahan amarahnya dan memegangi tangan Ibunya dengan kencang, sehingga Ibu merasa kesakitan. Langsung saja, Ibu membayar tempat pensil itu di kasir dan kembali untuk pulang.

Esoknya, Alyka memamerkan tempat pensilnya itu kepada teman-teman sekelasnya.

“Waaah.. keren ya! Alyka punya tempat pensil seperti Anin. Berarti Alyka orang kaya dong!” Seru Diva, salah satu teman sekelas Alyka yang melihat punya Alyka yang sangat mirip dengan kepunyaan Anin.

Tiba-tiba Anin datang dengan geng nakalnya dan menghampiri Alyka dan teman-temannya. “Oh.. oh.. oh.. Ternyata anak udik kayak gini, bisa beli tempat-pensil sepertiku ya?” Goda Anin lebay sambil tersenyum licik kepada Alyka.

“Eng.. Iya lah! Aku kan orang kaya!” Balas Alyka ketus. Anin terlihat kesal dan kembali tersenyum licik kepada Alyka yang mengaku sebagai orang kaya.

“Nih! Gue punya HP I Phone keluaran terbaru! Lo punya enggak? Pastilah gak punya! Lo kan orang miskin yang mengaku jadi sok kaya! Iya kan!” Seru Anin sembari mengeluarkan handphone miliknya.

Wajah Alyka berubah menjadi merah padam ketika mendengar perkataan Anin tadi. Alyka merasa iri dan merasa gugup. Alyka bingung harus menjawab apa, sedangkan dia sedang kehabisan kata-kata.

Anin melirik Alyka dengan sinis dan menampilkan senyuman kecut. Alyka semakin gugup. Dan akhirnya, Alyka terpaksa berbohong kepada Anin. “Eng.. Aku punya! Besok akan aku bawa!” Ujarnya berbohong.

Anin dan gengnya langsung meninggalkan Alyka dan teman-temannya.

Kring… bel pulang berbunyi

Bel tanda pulang berbunyi. Semua anak berhamburan keluar kelas. Termasuk juga Alyka. Sedari tadi, Alyka masih saja memikirkan tentang perkataan Anin yang memamerkan handphone miliknya.

Di perjalanan, Alyka berpikir, Gimana supaya aku di beliin handphone kayak Anin ya? Pikirnya. Dan, think! “Aku punya ide! Aku akan meminta kepada Ibu saja!” Gumamnya lirih.

Alyka mempercepat langkahnya agar sampai rumah lebih awal dari biasanya. “Bu! Pak! Kok sepi sih?” Panggilnya.
Lalu Ibu datang ke hadapan Alyka dengan wajah yang murung dan sedih. Ibu berkata, “Nak, Bapak..” Ucapnya lirih, bahkan sangat lirih.

“Bapak kenapa Bu?” Tanya Alyka penasaran dan bertanya-tanya.

“Bapak.. meninggal.” Jawab Ibu lemah, lesu.

Tanpa merasa sedih, Alyka langsung menari-nari layaknya orang yang tidak waras. Bagaimana tidak? Bapaknya meninggal, kok malah senang?! (Jangan ditiru)

Setelah pemakaman Bapaknya selesai, Alyka masuk ke kamarnya dan bergumam. “Tanpa Bapak, aku bebas! Aku bisa memarahi Ibu dan meminta barang yang mahal-mahal!”

Baca juga: Puisi anak untuk Ibu

Setiap hari, Alyka selalu memarahi Ibunya walaupun masalah yang sangat sepele. Sampai pada puncak kemarahannya, Alyka membanting pintu kamarnya dengan sangat keras.

Ia melakukan seperti itu karena Ibunya tidak mau membelikan kerudung yang sedang nge-tren di kalangan remaja.

Di kamar, Alyka terus saja menangis, karena tidak di belikan kerudung kemauannya.

“Ibu jahat! Hiks.. hiks..” Ucapnya sambil menangis terisak-isak. Biasanya, jika dalam keadaan seperti ini, Ibunya selalu menghampiri Alyka untuk menenangkannya.

Tetapi, Ibunya tak kunjung datang. Akhirnya, Alyka memutuskan untuk keluar kamar dan mencari Ibunya. Ia berharap agar Ibunya tidak marah dan tidak menitikkan air mata di hadapannya.

Ia mencari Ibunya kemana-mana dan akhirnya, ia telah menemukan Ibunya. Apa yang terjadi pada Ibunya? Ibunya telah tiada.

Alyka langsung berdiri mematung dan menitikkan air mata dengan derasnya. Alyka tidak menyangka bahwa jadinya akan seperti ini. Alyka sangat menyesali perbuatannya.

Kini, Alyka hidup sebatang kara. Tanpa teman, tanpa orang tua yang selalu menyayangi dirinya. Terkadang, Alyka menangis sendiri tanpa sebab dan tertawa sendiri. Sungguh malang Alyka.

-tamat- Anak Yang Durhaka Kepada Orang Tuanya

Baca juga: Amalan yang dapat Menjadikan Seseorang Ahli Surga

Pesan moral cerpen

Janganlah kita berlaku kasar atau sampai membentak orang tua kita karena itu salah satu perbuatan durhaka kepada orang tua. Jangan sesekali meniru perbuatan seperti pada tokoh di atas. Jangan meniru Alyka, karena durhaka kepada orang tuanya.

TONTON VIDEO ANAK TERBARU DI SINI

8 Komentar

Balas komentar

Yuk tulis komentar kamu