Tide gauge dan pasang surut air laut menjadi perbincangan saat ini, akibat terjadinya tsunami di Pantai Barat provinsi Banten yang terjadi pada tanggal 22 Desember 2018.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan melalui Press Release yang diterbitkan pada hari yang sama bahwa, peristiwa itu disebabkan oleh erupsi gunung berapi dan cuaca buruk.
Aku tidak akan membahas tentang tsunaminya, melainkan tentang alat yang sering disebut-sebut oleh sebagian orang yang berhubungan dengan ini, yaitu Tide gauge
Baca juga: Faktor penyebab pasang surut air laut
Apa itu Tide gauge?
Tide gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat Pasut (pasang surut) air laut. Dengan alat ini kita dapat mengetahui status dari tingginya ombak di laut.
Menurut jurnal dari IPB, dijelaskan bahwa pengukuran pasang surut digunakan dengan instrumen, diantaranya tide staff, floating tide gauge, dan pressure tide gauge (Djaja, 1987).
Tide staff
Tide staff adalah alat pengukur pasang surut yang paling sederhana, dimana hanya berupa papan mistar dan alat sederhana lainnya.
Ukuran dalam penggaris biasanya dalam satuan meter, tujuannya untuk lebih mudah menganalisa ketinggiannya.
Ada yang benar-benar menggunakan mistar yang berdiri dengan bantuan penopang dan pemberat, ada juga yang menggunakan tiang permanen atau tembok yang ada di pelabuhan.
Petugas harus mencatat kenaikan air secara berkala, tentunya ini sangat kurang efektif dan menghabiskan waktu.
Baca juga: Perbedaan Singa Laut dan Anjing Laut dari ciri-cirinya
Floating tide gauge
Floating tide gauge adalah alat pengukuran pasut yang miliki prinsip kerja berdasarkan pada gerak naik turunnya permukaan laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat.
Ini merupakan pencatatan yang otomatis, dimana cara kerja Floating tide gauge adalah:
Pressure tide gauge
Pressure tide gauge adalah alat ukur jenis tekanan (pressure tide gauge) merupakan alat pengukur pasang surut yang dicatat secara otomatik.
Dimana alat ini hampir mirip dengan alat ukur jenis pelampung (floating tide gauge), jadi tidak menggunakan katrol dan tali, malaikan menggunakan pipa yang berisi udara.
Pada saat tekanan air meningkat atau menurun, maka alat yang mirip dengan pompa akan memberikan tekanan udara untuk mencatat gelombang kenaikan pada kertas.
Semua kegiatan pencatatan ini adalah untuk memberikan respon kepada petugas dan menilai hasilnya, kemudian memberikan status, jika bahaya maka sesegera mungkin melaporkan dan memnginformasikan kepada masyarakat sekitar.
Baca juga: Misteri laut terdalam
Itulah penjelasan singkat dari aku, semoga bermanfaat. Mohon koreksi jika tulisanku ini ada kesalahan, terima kasih juga sudah menyebarkannya.