in

Apakah Ayah Dan Bunda Pelit? – Part 3

Apakah Ayah Dan Bunda Pelit?
Apakah Ayah Dan Bunda Pelit?

Apakah Ayah Dan Bunda Pelit? – Part 3 “Bun, Maaf ya kalau Jeckyi buat Ayah jadi seperti ini. Sekarang, Jeckyi tau kenapa ayah dan bunda tidak mau membelikan boneka baru untuk Jeckyi. Jeckyi, minta maaf ya bunda..” kataku. Bunda hanya menatapku. Tidak berkutik. Aku menyeka air mataku dan lebih nyaman di sisi jendela yang aman dan damai, daripada di sisi bunda yang lebih khawatir, dan sedih.

1 Jam kemudian…

Bunda membuka knop pintu rumah, dan kami masuk kedalam. Yang kurasakan sekarang adalah takut, takut, dan cemas. Bunda menyiapkan bajunya, bajuku baju ayah. Sedangkan aku? Aku hanya mengambil secarik kertas dan pensil, masuk ke kamar, dan cepat-cepat menulis. Isinya adalah, “Ayah, aku tau kalau ayah memang ayah yang kuat. Ayah adalah ayah yang super kuat untuk jeck. Tapi, bukankah ayah pernah bilang kalau apapun yang jeck minta, pasti mereka akan belikan. Apapun, yang penting jeck senang. Sekarang, jeck sudah lumayan besar. Jeck tau kenapa mereka tidak mau membelikan jeck boneka. Ya, karna koleksi boneka jeck sudah membeludak, lalu, mobil mereka dipakai oleh Om Adip untuk keperluannya, jadi kita tidak bisa pergi. Jeck sangat senang ayah punya alasan yang baik. Karna, ayahlah pahlawan jeck 🙂 Dari anak yang paling bandal, Jeck tersayang,” aku segera mengambil amplop, lalu memasukkan surat itu.

Tak lama lama, aku kebawah, dan ternyata? Bunda sudah diluar menunggu. Aku langsung mengekor di belakang bunda. Bunda menyetop sebuah taksi berwarna biru, kami berdua masuk di dalamnya. “pak, ke rumah sakit Buahana Medict ya pak,” kata bunda.

Sopir taksi itu segera menghantar kami. Dan, akhirnya kami sampai di rumah sakit. Kami berlari lari ke kamar ayah. “ayahhh! ayah sadar!” kata bunda.

Aku dengan sigapnya mencium kening ayah. “ayah.. ini ada surat” kataku perlahan. Dan ayah pun….

Bersambung…. Apakah Ayah Dan Bunda Pelit? – Part 4

Yuk tulis komentar kamu