Keluarga Kaya Yang Baik Hati. Pada pagi yang cerah… “Ayah, kok anak-anak belum pada bangun ya?” kata bunda. “iya nih, panggil bibi aja suruh bangunin” ujar ayah memberi saran kepada bunda. “Laila dan Rangga, ayo pada bangun, udah siang nih…” kata bibi membangunkan Laila dan Rangga. “Oke bi, kami bangun kok…” kata Laila sambil bangun. Rangga ikut bangun. Setelah itu, mereka mandi.
“Bi, udah siapin sarapan?” tanya Rangga setelah selesai mandi. “udah kok” bibi meyakinkan Rangga dan Laila. “yuk, kita sarapan Laila” ajak Rangga. Laila menoleh Rangga. Sedangkan bibi sudah keluar kamar mereka. “sebentar, ini tinggal aku kancingin dulu bajuku” kata Laila, sambil mengaitkan kancing dibajunya. “oke, selesai! Yuk, ke ruang makan, pasti ayah dan bunda sudah menunggu kita” kata Laila. Mereka segera ke ruang makan. Ayah dan Bunda sudah menunggu. Mereka pun makan bersama.
Setelah makan, mereka minta izin kepada Ayah dan Bunda, untuk bermain di luar. “Ayah, Bunda, boleh tidak kami bermain di luar?” tanya Rangga mewakilkan. “boleh, tapi main di halaman rumah aja ya, kan halaman luas, oh iya, bilang ya kalau ada apa apa, dan sudah pindah ke halaman belakang, nanti bunda nyariin kalian, kayak waktu itu” bunda menjelaskan. “hehehe, ok bunda tersayang” kata Laila dan Rangga sambil cekikikan.
Saat sedang asyik bermain di luar, mereka melihat seorang perempuan anak seumuran mereka, anak perempuan itu melihat mereka bermain dari luar gerbang yang tertutup. “eh, itu siapa ya? Kok berdiri di situ sambil menangis? Samperin yuk” ajak Laila.
“Hai, nama kamu siapa? Kenapa nangis? Aku Laila, dan ini kembaran lelaki ku, namanya Rangga, masuk dulu yuk” Laila merasa iba dengan anak perempuan itu, dan menyuruhnya masuk. “namaku, vivi… Aku gak punya teman, tadi aku lihat kalian bermain, ayahku lagi sakit, dan biaya pengobatan tidak cukup, maka dari itu aku menangis” Vivi menjelaskan mengapa ia menangis, dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
“oh, begitu… Kami bisa jadi temanmu, dan membantu biaya pengobatanmu kok. Iya kan Rangga?” kata Laila, dan meminta persetujuan Rangga. “Bener banget Vi” Rangga menyetujui. “yasudah, yuk kita lanjut main, nanti setelah main, aku perkenalkan ke orang tua ku” kata Laila. Mereka bermain bersama. “aku capek nih, masuk yuk, sambil kita perkenalkan ke orang tua kita, mau kan?” ujar Rangga. “boleh kok” mereka segera masuk ke rumah yang megah dan luas. “ayah, bunda, ini teman baru kami, namanya Vivi, dia tidak punya teman bunda, jadi kita deh yang jadi temannya, oh iya, ayahnya lagi sakit, katanya biaya pengobatannya gak cukup, kita bantu ya bunda, ayah?” Laila menjelaskan semuanya. “anak bunda pinter” ujar bunda memuji Laila dan Rangga. “oke, kita bantu vivi, ayah ambil uangnya dulu ya, kita berangkat bareng aja sama Vivi, kan kita gak tau rumahnya, ok Vivi?” ayah mengiyakan membantu Vivi, dan minta persetujuan Vivi, untuk menunjukkan rumahnya.
Baca:
– Anak merengek minta mainan di Mall
– Apakah Ayah Bunda Pelit?
– Cara meningkatkan rasa percaya diri
Mereka pun berangkat menuju rumah Vivi. Beberapa menit kemudian, akhirnya, mereka sampai di depan rumah Vivi. “Assalamu’alaikum bu, maksud saya datang ke sini, untuk mengantarkan anak ibu pulang, sekalian bantu biaya pengobatan suami ibu, karena kata anak ibu, ayahnya sedang sakit dan biaya pengobatan tidak cukup” kata ayahmewakilkan. “terima kasih bapak, dan ibu” kata ibunya Vivi bersyukur.
Alhamdulillah, ayahnya Vivi selamat berkat bantuan keluarga Laila dan Rangga. “Laila, Rangga, terima kasih ya. Sudah mau berteman denganku, dan mau membantu biaya pengobatan ayahku, hingga ayahku selamat” ujar Vivi. “iya sama-sama Vivi, sudah sepatutnya kita saling membantu yang membutuhkan” kata Laila.
Pesan Moral: Kita harus saling membantu sesama manusia, dan bantulah yang sedang membutuhkan bantuan kita.
Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!
Ooo, ini toh ide yang kamu maksud. Keren, lho! Bermanfaat banget dan pastinya seru buat dibaca.
Tapi selain itu tentunya ada pesan moralnya! Semangat terus ya Amiraaa! Semoga kamu bisa jadi penulis cilik terkenal.
*Maaf aku baru baca sekarang.
Kereeeenn!
Iya Hilda, ini ideku. Terima kasih pujiannya ya…