in

KerenKeren SenangSenang SedihSedih

Cerita Anak – Kisah Rufai’ Bin Mi’rad

Cerita Anak - Kisah Rufai' Bin Mi'rad
Cerita Anak - Kisah Rufai' Bin Mi'rad

Cerita Anak – Kisah Rufai’ Bin Mi’rad. Rufai’ lahir di persia dan dibesarkan di persia juga, ketika kaum muslimin menaklukan persia dan menyebarkan islam di sana. Rufai’ jatuh di tangan kaum muslimin dan dijadikan tawanan tapi justru membuat Rufai’ menjadi bersyukur  karena setelah dia menjadi tawanan dan menjadi budak dia itu bisa melihat keluhuran agama islam.

Setelah masuk islam Rufai’ dan teman-temannya yang menjadi budak mempelajari kitab Allah, mereka juga sangat haus dengan hadist-hadist Rasulullah. Sampai Rufai’ bercerita “aku menghatamkan Al-Qur’an dalam waktu satu malam”, lalu Rfai’ bersama teman-temannya mengadu kepada sahabat Nabi “wahai sahabat Nabi kami adalah para budak, di siang hari kami harus bekerja dan dimalam harinya kami sangat ingin membaca AL-QUR’AN tapi kami merasa berat sekali lalu apa yang harus kami lakukan?”.

Sahabat Nabi itu pun menjawab “kalau begitu engkau khatamkan saja setiap hari jum’at.” Kemudian Rufai’  merasa tenang karena dia berhasil mengkhatamkan AL-QUR’AN dalam waktu satu pekan sekali, Rufai’ mempunyai majikan wanita dari bani Tamim dia ini adalah majikan yang teguh, cerdas, dan terhormat dia juga orang yang sangat bertakwa ke pada ALLAH.

Suatu ketika Rufai’ berwudhu di rumah majikannya  lalu dia ingin berangkat menuju ke masjid, dia bertanya  kepada sang majikan “wahai majikan saya ingin berangkat ke masjid”

“Engkau ingin ke masjid mana?”

“Aku ingin ke masjid jami'” jawab Rufai’. karena hri itu bertepatan hari jum’at sang majikan lalu berkata “kalau begitu marilah ke masjid bersamaku”, Rufai’ merasakan sesuatu yang aneh  kenapa sang majikan ingin ke masjid padahal perempuan tidak ada kewajiban untuk melaksanakan shalat jum’at.

Baca:
– Kisah Keteladanan Nabi Daud Alaihissalam
Kisah Julaibib Sahabat Nabi dan Keistimewaan Sebagai Ahli Surga
Cerpen Persahabatan Lucu – Mencari Pondasi

Sampai di masjid sang majikan berkata kepada kaum Muslimin “wahai kaum Muslimin sesungguhnya saya telah memerdekakan budak/Rufai’ karena mengharap pahala”. Mendengar itu Rufai’ merasa senang, sang majikan melepaskan Rufai’ karena mengharapkan pahala kemudian karena Rufai’ adalah orang yang tekun  dalam membaca AL-QUR’AN. 

Setelah dia merdeka dia bebas kemana-mana untuk menuntut ilmu dia lebih bersemangat menuntut ilmu, AL-QUR’AN maupun hadist Dari Rasulullah. Kalau dengar kabar ada orang alim dia pasti datang dan shalat di belakang orang alim tadi, lalu dia memperhatikan shalatnya orang alim tadi kalau shalatnya orang alim itu bagus memperhatikan hak shalat, rukun shalat maka dia akan meriwayatkan hadist dari orang tadi.

Kemudian dia ingin ke Madinah karena ingin bertemu para sahabat  dan bertemu Rasulullah.

Dalam suatu kisah Rufai’ pernah bertemu Anas Bin Malik. Karena dia tahu Anas dekat dengan Rasulullah Rufai’ mencium tangan Anas Bin Malik ketika ditanya “kenapa engkau mencium tanganku”, Rufai’ menjawab “aku ingin mencium tangan yang pernah memegang Rasulullah”.

Suatu ketika dia pernah bertemu dengan Abdullah Bin Abbas yang diangkat menjadi gubernur, Rufai’ diajak ke suatu majlis kemudia dia di dudukkan  disebelah kanannya sang gubernur, orang-orang quraisy heran “mengapa budak ini didudukkan di tempat yang terhormat?”.

Abdullah menjawab “ketahuilah bahwa ia adalah seorang ulama jadi aku dudukkan dia di sebelah kananku”.  Suatu ketika ia ingin berjihad di jalan ALLAH  akan tetapi tiba-tiba dia mendapati  bahwa kakinya sakit, kemudian dia memanggil dokter ” ini adalah akhlah”. Rufai’ bertanya “apa itu akhlah?”, “ini adalah penyakit berbahaya dan sekarang penyakit ini  ada di kakimu akan tetapi  dia akan merambat ke sekujur tubuhmu. Kalau tidak dihentikan akan membuatmu meninggal”.

Rufai’ menjawab “lalu apa yang harus kulakukan?”, “kami akan memotong kakimu” jawab dokternya. Kemudian jadilah kaki Rufai’ dipotong,

“Wahai Rufai’ apakah perlu kami bius ?” 

Rufai’ menjawab “tidak, panggil saja qori untuk membacakan AL-QUR’AN, ketika kakiku dipotong”

Ketika kaki Rufai’ di potong Rufai’ tidak merasakan apapun karena sangat menikmati bacaan AL-QUR;AN tetapi ketika para dokter selesai dan mau menuangkan minyak panas ke kakinya yang baru saja selesai dipotong Rufai’ tidak dapat menahan rasa sakit dan akhirnya Rufai’ jatuh pingsan.

-SEKIAN-

Ini adalah salah satu cerita faforitku (Kisah Rufai’ Bin Mi’rad) yang sedikit aku hafal. Next atau gak?

Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!

3 Komentar

Balas komentar

Yuk tulis komentar kamu