Di Minggu pagi, terdengar teriakan dari kamar Vellyn. “Ibu!!! mana baju yang baru kubeli kemarin,” teriak Vellyn sambil mengobrak-abrik lemari bajunya. “Didalam lemari bawah nak, kemarin ibu liat bajumu berserakan dikasur,jadi ibu memindahkannya dilemari” jawab Ibu dengan nada lembut. “Tak ada bu.Ibu sih naruh baju Vellyn tuh jangan dilemari bawah,kan vellyn bingung” kata Vellyn dengan nada kesal dan nampak seperti memarahi ibunya.
Namun, raut wajah Ibu sangat sabar dengan sikap Vellyn. Berbeda dengan Ayahnya, jika Vellyn bersikap yang tak semestinya, Ayah Vellyn tak segan-segan memarahi bahkan memberi hukuman. “Vellyn, perkataanmu tadi tak sepatutnya kau ucapkan di depan Ibumu, seharusnya kau sadar, bahwa barangmu itu tanggung jawabmu,” ucap Ayah dengan tegas. Tapi Vellyn tak memperdulikan perkataan Ayah, dan langsung meninggalkannya.
“Ayah kenapa sih, selalu aja Ibu yang dibela,kan ibu juga yang salah naruh baju nggak bilang-bilang, itu kan bajuku, seharusnya ibu nggak usah repot-repot mengurusi bajuku, pake acara dimasukin lemari segala lagi, IHHH SEBEL DEHH,” gerutu Vellyn dalam hati.
“Vellyn jika kau biarkan sikapmu seperti ini maka ayah tak segan-segan mengantarmu ke pondok pesantren,” kata-kata Ayah yang sudah mulai kesal dengan sikap Vellyn. Degg, Vellyn terkejut dengan perkataan Ayah. “n-nggak bisa gitu dong Yahh, di sana orang-orangnya nggak se-level sama Vellyn, yakali Vellyn mau, ihhh nggak pokonya Vellyn nggak mau” tolak Vellyn dengan nada kasar. “Stopp, kali ini Ayah nggak akan berubah pikiran, semakin kamu membantah, semakin cepat kita berangkat,” kata Ayah yang selalu tepat sasaran.
Vellyn pun menyadari jika perbuatannya memang tak sepatutnya ia perbuat. Tapi apa boleh buat, menyogok dengan apapun tak membuat Ayahnya berubah pikiran, karena ini juga salah kedua orangtua Vellyn yang telah memanjakan Vellyn sejak kecil.
“Ayah, Ibu setuju dengan perkataan Ayah yang tadi,karena ini juga salah kita,dan kita tak mungkin membiarkan kesayangan kita seperti ini, lama-lama Ibu prihatin dengan masa depannya,” sahut Ibu sambil mengelus badan Ayah yang sedikit terobsesi dengan sikap Vellyn.
“Jangan khawatir bu, kesayangan kita di sana akan mendapatkan bimbingan dan mengerti betapa pentingnya sikap kekeluargaan” jawab Ayah.
Di dalam kamar, Vellyn hanya menangisi sikap yang telah ia perbuat selama ini, Ibu yang berada disamping Vellyn berusaha menenangkan Vellyn dan menghiburnya. “Bu, terima kasih, Ibu sangat sabar dengan sikap Vellyn, maafin Vellyn ya bu, hiksss,” kata Vellyn sambil tersengguk-sengguk.
“Iyaa nak, udah jangan nangis,nanti cantiknya hilang,” kata ibu yang berusaha menenangkan Vellyn. Namun tangisan Vellyn tambah semakin kencang. “lhoo kok nambah kenceng nangis e, Vellyn tau nggak dunia pesantren itu seruu bangett, apalagi kebersamaan di sana, beuhhh berasa keluarga sendiri. Kenapa ibu bisa bilang seperti itu?karena, ibu dulu pernah merasakannya, eittsss bukan karena Ibu nakal terus dipondokkan, tapi karena dulu Kakek Nenek kamu pengen Ibu kuat agamanya, makanya Ayah sama Ibu berharap kamu di sana nanti, pulang membawa ilmu dan yang paling penting dapat memberi perubahan pada dirimu, OKEE KESAYANGAN IBUUKK”, jelas ibu, yang sedang meyakinkan hati Vellyn.
“Iyaa bu,aku paham,akan ku maksimalkan usahaku di sana, dan seperti harapan Ayah dan Ibu, aku pulang akan memberi perubahan pada diriku,” kata-kataku yang kembali meyakinkan Ibu.
“Cielahhh, belum juga masuk udah ngomong kayak gitu, tadi aja marah-marah,terus nangesss nggak mau sekolah pesantren, tapi baguslah niatmu sudah ada dari sekarang, Ayah bangga padamu my cutie pie Vellyn,” sahut Ayah yang tiba-tiba masuk kedalam kamar.
“Hehe iya yah,akan ku usahakan” jawab Vellyn. “Nah, gitu dong semuanya kompak, karena semua kompak jadi ayo kita jalan-jalan,” tambah Ibu yang semakin mencairkan suasana. “YEYYY” jawab Vellyn dan Ayah dengan kompak.
Hari demi hari terlewati, betapa indahnya mentari pagi. Hari ini waktunya Vellyn berangkat ke pesantren, semua persyaratan dan barang-barang yang dibawa sudah disiapkan sejak dulu, dan siang ini Vellyn akan berangkat diantar kedua orangtuanya.
“Vellyn siap nak? barang-barang udah disiap-siapin kan? Jam 2 siang nanti kita berangkat,” kata Ayah sambil berjalan kearah kamar Vellyn.
“Udah dong yah, kan Ayah pernah bilang,kalau barangku tanggung jawabku, hehehe” jawab Vellyn yang mulai tak sabar berangkat.
Waktu berjalan semakin cepat, sekarang sudah pukul 2 tepat, saatnya Vellyn dan orangtuanya berangkat ke pondok pesantren. Sebelum berangkat Ayah memasukkan barang-barang yang akan dibawa Vellyn kedalam mobil, dan Ibu sibuk menata snack yang nantinya dibawa Vellyn untuk di sana.
“Yahh, ayokk berangkat, nanti telat,kalo telatt nanti nangesss,” ucap Vellyn dengan nada menjahili Ayahnya.
Baca:
– Teks lirik Ya Syaikhona lengkap: Arab, Latin, dan Artinya
– Lirik Sholawat Allahuma Shali ‘Ala Muhammad: Teks Arab, Latin, dan Artinya
“Iyaa my cutie pie Vellyn,” jawab Ayah sambil menutup pintu mobil. Ibu hanya tertawa melihat sikap Ayah yang tiba-tiba sedikit memanjakan putrinya dan sikap buah hatinya yang nampak menjahili Ayahnya.
Diperjalanan hati Vellyn campur aduk antara rasa senang dan sedih, tapi disisi lain ada Ayah dan Ibu yang selalu ada untuk Vellyn. Lama perjalanan, tak terasa sampai dipondok pesantren. Ayah pun segera menurunkan barang-barang Vellyn. Ibu dan Vellyn sibuk mengurusi biaya adminitrasi.
Syukurlah, semua berjalan lancar,waktunya Vellyn berpamitan dengan kedua orangtuanya. “Dadaa, my cutie pie Vellyn,belajar sungguh-sungguh ya,kami akan rindu denganmu, love you, muachh,” ucap Ayah dan Ibu saat berpamitan dengan Vellyn.
“Iyaa, akan Vellyn maksimalkan usahanya, love you to, muachh,” jawab Vellyn.
Disela-sela berpamitan Vellyn dijemput ustadzah pembina untuk segera bergabung dengan teman-teman yang lain. Vellyn pun mengikuti ustadzah dan meninggalkan orangtuanya.
Kegiatan asrama berjalan lancar, kini waktu tidur sudah tiba, didalam kamar Vellyn sudah mulai rindu dengan orangtuanya. Saat semua sudah terlelap tidur, Vellyn masih terjaga di atas dipannya, ia rindu dengan orangtuanya, sangat-sangat rindu, tak terbendung rindunya, hingga Vellyn meneteskan air mata, kini Vellyn tak semanja dirumah, jika dirumah pasti Vellyn sudah menangis terisak-isak, tapi kini ia hanya bisa berdiam di atas dipan dan menangis dengan lirih-lirih, ia pun mengambil buku diarynya dan menulis pengalamannya yang terjadi hari ini, Vellyn pun memberi judul pada diary itu “Coretan Dalam Kegelapan” karena ia menulisnya diwaktu malam saat semua orang tidur dan disaat lampu kamar sudah padam.
Yaa, hari pertama Vellyn dipondok pesantren memang sedikit menyedihkan, tapi itu tak membuat Vellyn tenggelam dalam kesedihan, disatu sisi Vellyn dikelilingi orang-orang baik yang selalu memberinya semangat. Membuat Vellyn lebih kuat menjalani hari-harinya.
Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berganti, Vellyn sudah 180 derajat berbeda dari sebelumnya, ia sekarang sudah menjadi pribadi yang lebih mandiri dan dewasa. Kini saatnya Vellyn menemui orangtuanya. Yaa, hari ini hari yang menggembirakan bagi seluruh siswi pondok pesantren yaitu HARI PERPULANGAN.
“Yeyyyyyy, hari ini Ayah dan Ibu menjemputku, tralala trililili,” gumam Vellyn dalam hati sambil bernyanyi.
Dulu Vellyn salah menilai pondok pesantren yang tak selevel dengannya, tapi kini justrus ia mengubah dirinya menjadi lebih baik di pondok pesantren. Jadi, jangan menilai sesuatu tanpa mengetahui kebenarannya.
Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!
Wah… kak selamat ya atas karyanya yang dimuat
Oh iya aku mau bilang mau bilang
“maaf ya kakak kalau aku pernah tiba-tiba nggak online sewaktu di WA”
hehehe iyaa maaciii, iyaaa ngga papaa (´▽`ʃ♡ƪ)
wah aku suka sekali cerita nya, tulis cerita nya selalu ya dan semoga cerita-cerita nya di muat lagi. aku suka sekali cerita nya. aku juga akan mondok insyaallah 2 tahun lagi