in

SenangSenang KerenKeren NgakakNgakak KagetKaget TakutTakut SedihSedih

Cerita Anak: Oliver’s Scarf

penulis cilik komunitas bisa menulis
penulis cilik komunitas bisa menulis

Cerita Anak: Oliver’s Scarf. Oliver menutup hidung dengan sapu tangannya. Ia bersin-bersin dan agak sulit bernapas sejak kemarin. Alerginya itu cukup parah dan melelahkan bagi dirinya. Bayangkan saja, karena ia alergi dingin, ia tidak boleh bermain salju! Hari ini, Oliver ulang tahun dan tidak dapat bermain di luar karena sakit. Ia menjadi sangat sedih.

“Hmm, aku temui Mama saja. Siapatahu, Mama mendapat surat dari Papa,” gumam Oliver. Oliver mendesah. Setelah itu, ia turun ke lantai bawah untuk menemui ibunya yang sangat ia sayangi.

Sambil berjalan ke lantai bawah, Oliver mengintip apa yang sedang Mama lakukan. Ternyata, Mama sedang membaca surat dari Papa. Namun, kali ini bukan hanya surat. Ada sebuah paket besar yang dikirim Papa.

“Mamaaa!” panggil Oliver kegirangan.

“E-eh! Oliver, jangan berlari-lari dong Sayang. Nanti sesak lho. Apakah kamu sudah merasa lebih baik? Hari ini cukup dingin, ya?” tanya Mama, mengelus kepala Oliver.

“Oliver sudah merasa jauh lebih baik, Ma. O ya, itu pasti paket dari Papa! Papa pasti membawa hadiah dari luar negeri, atau mungkin dari tempat kerja Papa sekarang,” seru Oliver.

“Hihihi. Iya, Sayang. Itu paket dari Papa. Papa merajut sebuah syal untukmu, sebagai hadiah ulang tahun Oliver yang ke-8. Eh, Papa terkejut, karena ternyata syal buatan Papa kurang rapi. Jadi, Papa meminta Mama untuk mengubahnya agar lebih bagus.” Mama bercerita.

“Papa merajut syal untuk Oliver? Hebat, deh,” kata Oliver, “kalau begitu, Mama tolong perbaiki yang kurang rapi, ya.”

“Tentu saja! Mama coba perbaiki dahulu ya, Oliver Sayang. Nanti Mama bacakan cerita sebelum tidur. Jangan lupa minum obat,” kata Mama. Oliver mengangguk, lalu kembali ke lantai atas untuk bermain sendiri.

Oliver sungguh tidak sabar. Mama dan Papa berjuang bersama-sama, membuat syal untuk Oliver. Oliver memutuskan untuk menunggu sambil tidur karena besok ia harus pergi ke sekolah. Jadi, agar besok tidak bangun kesiangan, Oliver terlelap.

Keesokan harinya, Mama mengetuk pintu kamar Oliver perlahan. Tentunya, membangunkan Oliver yang sedang tertidur.

“Selamat pagi, Oliver,” kata Mama.

“Hoahm … selamat pagi, Mama,” ucap Oliver sambil menguap.

“Haha, rupanya masih agak mengantuk. Bagaimana keadaanmu, Oliver? Hari ini sekolah. Namun, tidak apa-apa kalau masih kurang sehat. Istirahat saja dulu,” tanya Mama.

“Oliver sanggup ke sekolah kok Ma. Hari ini syal Oliver sudah dapat dipakai, kan,” jawab Oliver.

“Ah, hampir lupa. Ini dia, syal milikmu. Oliver’s Scarf. Ada pesan dari Papa kalau kamu mau memakainya,” bisik Mama. Mama memberitahu Oliver suatu hal yang penting untuk memakai syal itu. Lalu, beliau menyerahkan syal baru Oliver. Syal jingga dengan tulisan nama ‘Oliver’. Oliver mencoba memakainya. Ternyata pas sekali!

“Terima kasih, Ma. Pesan dari Papa dan Mama, akan Oliver ingat selalu,” kata Oliver, lalu bersiap berangkat ke sekolah. Itulah kali pertama Oliver memakai syal penuh cinta dari orangtuanya.

Bertahun-tahun telah berlalu. Sekarang, Oliver sudah berusia 13 tahun. Syal Oliver selalu dipakainya ke mana saja. Terutama, karena Snowman Town sangat dingin. Alerginya lama-kelamaan membaik. Hari itu, Oliver harus pergi ke sekolah.

“Oliver Sayang, jangan lupa kamu ajak tetangga barumu untuk pergi ke sekolah, ya. Rumahnya tepat di sebelah kanan rumah kita. Dia akan bersekolah di sekolah yang sama denganmu, Snowman Junior High School. Berperilakulah baik kepadanya,” kata Mama sebelum Oliver pergi ke sekolah.

“Wah, namanya siapa, Ma?” tanya Oliver.

“Namanya Aletta,” jawab Mama. Oliver mengangguk.

“Baiklah, Ma. Oliver berangkat, ya,” pamit Oliver.

“Iya, Oliver. Hati-hati,” kata Mama.

Oliver datang ke rumah yang ada di sebelah kanan rumahnya. Rumah dengan cat cokelat muda dengan taman luas yang penuh bunga. Oliver mengetuk pintu. Ada seorang perempuan yang membukakan pintunya.

“Halo, namamu Oliver, kan?” tanya perempuan itu.

“Iya, benar. Aku Oliver,” jawabnya.

“Namaku Aletta. Salam kenal!” Aletta mengulurkan tangan. Oliver menjabat tangan Aletta.

“Bagaimana kalau kita pergi ke sekolah bersama?” Oliver menawarkan.

“Tentu saja! Aku siswi baru Snowman Junior High School, jadi, aku butuh bantuanmu. Kamu juga bersekolah di sana, bukan?” kata Aletta.

“Iya. Eh, hampir lupa! Ayo berangkat! Nanti kita terlambat, hahaha,” tawa Oliver.

“Hahaha, ya ampun! Aku juga, hahaha. Ayo!” Aletta ikut tertawa.

Di perjalanan, Oliver dan Aletta mengobrol. Aletta terus bersin-bersin. Pasti ia kedinginan karena cuaca yang lebih dingin daripada biasanya.

“Oliver, hari ini suhunya berapa, ya? Dingin sekali! Brr!” Aletta menggigil. 

Oliver terdiam sejenak.

“Lho? Oliver?” panggil Aletta.

Tiba-tiba, Oliver melepas syal miliknya.

“Ini, pakailah,” kata Oliver.

“E-eh! Tidak perlu. Ini kan punyamu. Pakai saja,” tolak Aletta.

“Aletta, ini nasehat dari kedua orangtuaku yang selalu kuingat sampai sekarang. Kamu lebih membutuhkannya, jadi pinjam saja saat kamu butuh.” Oliver tersenyum tipis. Aletta ikut tersenyum.

“Kalau boleh tahu, apa nasehat orangtuamu itu?” tanya Aletta.

“Kata mereka : ‘Jadilah seseorang yang dapat selalu membantu dengan apapun yang kamu miliki. Jika sekarang kamu punya syal ini, pakailah untuk menolong orang lain. Pinjamkanlah kepada orang yang lebih membutuhkannya. Anggap saja syal ini bukan hanya punyamu, Oliver. Bukan hanya Oliver’s scarf. Ini syal bersama, boleh dipakai siapa saja saat mereka butuh.’ Ya, kurasa kamu lebih membutuhkannya saat ini,” jawab Oliver.

“Ooo … begitu rupanya. Mereka pasti orang yang sangat baik,” kata Aletta.

“Iya.” Oliver berkata singkat, lalu membantu Aletta memasang syal tersebut.

“Hangat sekali. Terima kasih, Oliver,” kata Aletta dengan lembut.

“Tidak masalah. Aku yang harus berterimakasih kepadamu, karena sudah mengingatkanku untuk menolong sesamaku,” kata Oliver.

Tamat.

Pesan Moral: Teman-teman, ternyata menolong itu penting sekali, lho. Mari kita menolong dengan apa yang kita punya! Tidak perlu dengan barang mahal atau sesuatu yang keren! Seperti Oliver, ia hanya memiliki syal, tetapi ia dapat menolong sesama.

Baca:
– Cerita Anak: Kue Ulang Tahun Kakak
3 Doa untuk diri sendiri saat ulang tahun, yang bagus apa ya?
Ucapan selamat ulang tahun dalam bahasa Jepang yang simpel
Hadiah Untuk Bumiku Tersayang

Terima kasih sudah memaca dan membagikan Cerita Anak: Oliver’s Scarf. Tulis komentar terbaikmu ya!

Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!

2 Komentar

Balas komentar

Yuk tulis komentar kamu