in

NgakakNgakak SenangSenang KerenKeren SedihSedih KagetKaget

Cerita Anak tentang Orang Misterius

Cerita Anak tentang Orang Misterius
Cerita Anak tentang Orang Misterius

Cerita Anak tentang Orang Misterius. Pagi ini, karena permintaan yang dipaksa oleh kakaknya, Sirkan ikut Kak Sinta pergi ke pasar. Padahal tadinya Sirkan berniat bangun siang, karena hari ini Minggu. Tapi apa boleh buat? Kak Sinta kalau menyuruh nggak bisa diubah, diundur, apalagi ditolak. 

“Aduh, kakak mau beli apa sih?” keluh Sirkan di halte bis. Saat ini ia dan Kak Sinta sedang menunggu bis yang menuju ke pasar. 

“Ini perintah Ibu. Lagi pula ada yang kakak mau beli di sana,” jawab Kak Sinta tanpa menoleh. 

“Memang kakak ada uang?” tanya Sirkan pelan. 

“Hei, kakak rajin menabung, nggak sepertimu!” ujar Kak Sinta ketus. 

“Iya, kakak rajin menabung, tapi buat diri sendiri.” Sirkan terkikik. 

Kak Sinta geram, lalu menunjukkan isi dompetnya yang sudah tebal.

“Wuih, memang banyak uangnya,” Sirkan yang terpana segera mengubah raut wajahnya menjadi cemas. Lalu mendorong dompet kakaknya masuk kembali ke tas, dan menengok kanan-kiri.

Baca:
Cerita anak tentang kesehatan gigi dan mulut
Manfaat tidak gosok gigi
Contoh karangan cita-cita menjadi dokter gigi

“Kakak… jangan dikeluarin,” bisik Sirkan. 

“Kamu kenapa sih?” Kak Sinta terlihat kesal, lalu kembali memasukkan dompetnya ke dalam tas tenteng kembali. 

“Kak, lihat deh orang yang di situ…” Sirkan menunjuk orang yang sedang menunggu bis juga di pojokan. 

Seorang lelaki yang memakai masker dan kaus putih dengan luaran jaket hitam. Sepatunya sepatu bertali yang berwarna hitam. Sedari tadi, ia hanya termenung, seperti memata-matai semua orang yang ada di halte ini.

“Iya, dia dari tadi,” kata Kak Sinta. 

“Ih, masa’ kakak nggak takut sih? Seingat Sirkan, kalau ada orang yang mencurigakan, bisa-bisa dia penjahat kak, pencopet, penculik, ih serem lho kak,” jelas Sirkan serius. 

“Hahaha, aduh Sirkan, Sirkan…” Kak Sinta tertawa. “Mencurigakan? Kamu aja yang berburuk sangka.”

“Iya kakak! Dia mencurigakan! Lihat aja tuh pakaiannya, serba hitam dan tertutup. Pasti dia bawa senjata tajam,” curiga Sirkan. “Tangannya dari tadi di saku jaket terus kak, jangan-jangan emang ada pisau atau pistol, atau dia bawa obat terlarang, atau…”

Kak Sinta segera menutup mulut Sirkan. “Hush! Sudah-sudah… curiga nanti malah jadi fitnah,” nasihat Kak Sinta. 

“Tapi kak!”

“Ehem!” Lelaki itu berdeham, lalu berdiri. “Umm… nona…” Dia mulai berjalan ke arah Kak Sinta. 

Sirkan sudah cemas sembari memegang erat tangan kakaknya. 

“Kak…,” bisik Sirkan. 

Lelaki itu makin dekat, lalu merunduk tepat di dekat kaki Kak Sinta. Lalu kembali berdiri. 

“M-maaf, ada apa ya?” tanya Kak Sinta. 

“Ini.” Lelaki itu menyerahkan benda di tangan nya. Dompet kakak! 

“Eh, eh, kok…”

“Tadi saya lihat sempat terjatuh saat anda mencoba memasukannya tadi,” jelas lelaki itu. 

“Bohong, ya? Pasti anda memakai sebuah tipuan. Jangan-jangan itu dompet bohongan!” kata Sirkan curiga. 

“Sssstt… Sirkan,” ucap Kak Sinta penuh penekanan. “Maaf, pak… Terima kasih, ya.” Kak Sinta mengambil dompetnya kembali.

“Kakak, kenapa diambil?”

“Wah, adik ini suka main detektif ya?” tanya lelaki itu ramah. 

Sirkan tidak menjawab. “I…iya, adik saya, emang suka main,” jawab Kak Sinta. 

“Tenang, saya bukan orang jahat kok, dik.”

“Lalu kenapa berpakaian seperti orang jahat?” tanya Sirkan memeluk kakaknya. 

“Bukan begitu, saya sedang sakit, lagipula akhir-akhir ini cuaca berhawa dingin. Saya mau ke apotek dekat pasar, maka dari itu saya memakai seperti ini,” jelas lelaki itu. 

Sirkan memperhatikannya dari atas hingga bawah. 

“Adik ini mau kemana?” tanya lelaki itu. 

“Ini temani kakak saya yang bawel ke pasar,” jawab Sirkan, mulai melupakan kecurigaan nya. 

Kak Sinta mencubit Sirkan. 

“Oh begitu, ya.” Lelaki itu terkikik. “Nah, itu bisnya… Ayo!” 

Sirkan dan Kak Sinta mengikuti lelaki itu menaiki bis menuju ke pasar. 

Pesan moral: Berhati-hati dan waspada memang baik, tetapi jangan terlalu berlebihan, jangan sampai menyinggung orang lain, bahkan menuduh yang bukan-bukan. Oia, jangan memamerkan atau memperlihatkan isi dompet di depan umum, karena bisa mengundang kecemburuan sosial.

Baca:
Contoh perilaku jujur
Apa yang dimaksud sholat berjamaah
Cerpen tentang persahabatan

Terima kasih sudah membaca cerita anak tentang Cerita Anak tentang Orang Misterius. Bagikan jika ini bermanfaat.

Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!

Yuk tulis komentar kamu