in

KerenKeren SenangSenang TakutTakut NgakakNgakak SedihSedih KagetKaget

Cerita Anak: The Experiment – Part 1

Cerita Anak: The Experiment - Part 1
Cerita Anak: The Experiment - Part 1

Cerita Anak: The Experiment – Part 1. Dua laki-laki kakak beradik berumur 17 dan 13 itu akan melakukan sebuah eksperiment, yaitu menyusutkan seekor anjing. Kegiatan ini mereka lakukan dalam laboratorium rumahnya sendiri. Mereka sama sekali tidak khawatir jika eksperimen yang dilakukannya gagal. Lagipula kenapa harus ada kata khawatir? Mereka sudah sering”bereksperimen” dan hasilnya selalu berhasil.

“Niel, ambilkan aku wadah kaca itu,” pinta Ken dengan pandangan tetap fokus pada cairan di depannya.

“Benda itu tepat berada di samping kirimu. Tak mungkin, kan kau tidak bisa mengambilnya,” jawab Niel tanpa menoleh. Menyesap susu cokelat yang baru ia buat.

“Hei, aku kakak mu. Kau jangan jadi adik durhaka tidak menuruti permintaanku.”

Niel menghela napas kesal. Selalu itu ancaman yang diberikan Ken jika Niel tidak mau melakukan hal yang disuruh.

Sekarang sudah pukul sebelas malam. Remaja seusia Niel dan Ken mungkin sudah terlelap di ranjang mereka masing-masing. Berbeda dengan kakak beradik yang satu ini. Berhubung Niel dan Ken hanya tinggal berdua, mereka bebas melakukan apapun sampai larut malam.

“Tinggal berapa lama lagi?”

Ken tersenyum. “Sekarang.”

Nile ikut tersenyum, lebar. Ia mendekat, merapat ke samping Ken. Ken mulai memindahkan cairan yang tadi dibuat ke jarum suntik, menyuruh Niel meletakan anjing yang sudah disiapkan di hadapannya.

Tiba-tiba senyum di wajah Niel pudar.

“Bagaimana kalau anjing ini berubah jadi monster?”

Ken tersedak, menatap aneh adiknya itu. “Kau takut jika eksperimen ini gagal? Tenang saja. Kita tak akan mengubah anjing kecil, lucu, dan menggemaskan ini menjadi monster. Kita hanya akan menyusutkannya saja,” jawabnya yakin.

“Kalau terjadi bagaimana?”

“Kau tak oerlu khawatir. Aku sudah siapkan ramuan ini untuk mengatasi ini untuk mengatasi itu.” Ken menyodorkan botol kecil berisi cairan biru.

Niel menerimanya.

“Kalau anjing ini berubah jadi monster,” ia mengutip kata “monster” dengan kedua tangannya, ” seperti yang kau katakan tadi. Kita tinggal suntikan cairan tersebut padanya.”

Sejenak Niel memperhatikan botol kecil dengan saksama, lantas mengangguk. Ia mulai sedikit tenang.

Ken  melnjutkan aktivitasnya kembali. Cairan penyusut sudah diberikan. Tinggal menunggu hasil.

Lima menit berlalu, anjing berbulu cokelat tidak bereaksi apapun. Tanpa terasa, dua puluh menit pun tetap tidak ada perubahan. Ken dan Niel menunggu dengan sabar. Barulah saat satu jam terlewat, mereka menyerah.

“Hei, setidaknya kita sudah berusaha,” Ken berusaha menghibur, demi melihat wajah adiknya yang murung.

“Yeah, kita sudah berusaha,” tukas Niel asal. Tidak mudah mendapatkan tanaman yang tepat untuk bahan pembuatan cairan penyusut itu. Niel membutuhkan waktu berhari-hari mengumpulkannya.

Mereka memutuskan pergi kedapur. Kegiatan eksperimen menyita waktu banyak. Niel dan Ken sampai-sampai melewatkan jam makan malam.

“Aku kau mendengar sesuatu?” gumam Niel di sela-sela mengunyah. Suasana ruang makan yang lengang dapat memungkinkan terdengar suara sekecil apapun.

Tangan Ken yang baru akan memasukan makanan ke dalam mulut terpaksa terhenti di udara. Ia berusaha mendengar lamat-lamat suara gadu tersebut. “Suara itu berasal dari laboratorium?”

Wajah Niel berubah serius. Ken sudah bangkit dari kursinya, bersalan cepat menaiki tangga. Suara gaduh makin terdengar seiring mereka berjalan. Dan benar saja. Ruangan 3 × 3 m² dengan dinding putih yang menjadi tempat favorit Niel dan Ken kini seperti menjelma bak kapal pecah.

“Astaga.”

-BERSAMBUNG-

Baca:
Perbedaan kucing Anggora dan Persia
Gambar Kucing Kartun Lucu dan Imut (Anggora, Persia, Animasi)
13 Fakta Aneh Tentang Kucing, Apakah kalian tahu?
Dongeng Anak: Tikus Baik

Terima kasih sudah membaca Cerita Anak: The Experiment – Part 1. Tulis kesan dan pesan di kolom komentar, ya :).

Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!

Yuk tulis komentar kamu