in

KerenKeren NgakakNgakak SenangSenang KagetKaget SedihSedih TakutTakut

Cerita Misteri: Kotak Ajaib Prof Edy

Cerita Misteri: Kotak Ajaib Prof Edy
Cerita Misteri: Kotak Ajaib Prof Edy

Cerita Misteri: Kotak Ajaib Prof Edy. Mesin ciptaan Prof Edy kemarin meledak, dampaknya se kampung harus mengungsi,aku yang bingung harus mengungsi ke tempat pengungsian atau ke rumah nenekku yang dekat dengan rumah pengungsian.

Akhirnya kita sekeluarga setuju untuk mengungsi ke rumah nenek. Yang aku khawatirkan dari kejadian ini adalah, bagaimana kabar Prof Edy. Apakah keluarganya sudah tau, karena di laboratorium hanya ada Prof Edy saja, sedangkan semua keluarganya diluar kota.

Apakah aku harus menengok Prof Edy dulu? semua keluargaku dan warga kampung sedang bersiap dan akan berangkat. Prof Edy orang yang baik, tak mungkin aku tinggalkan seorang diri, ku hanya ingin memastikan beliau tidak apa-apa.

Tapi kalau dipikir pakai logika,pasti beliau sudah ditangani petugas medis,tak mungkin ditinggalkan begitu saja sendirian, sedangkan warga yang lain diselamatkan. “Prof edy katanya belum ditemukan, setelah ledakan tersebut, beliau seketika hilang entah kemana” kata warga yang sedang berbincang satu sama lain.

“Apaa?? Aku ngga salah dengar kan??” Perasaanku yang mulai suudzon dengan keadaan Prof Edy. Aku yang awalnya hanya diam dan memikirkan Prof Edy diam ditempat, kini kuputuskan untuk berangkat ke laboratorium mengecek kebenarannya, semoga beliau baik-baik saja.

Aku tak berpikir panjang, karena perasaanku mulai tak enak. Tak sempat berpamitan, dan aku langsung mengambil sepeda, dijalan aku menggayuh sepeda sambil menangis, tak peduli orang melihat wajahku.

Dengan perasaan suudzon akhirnya aku sampai ke laboratorium,disana banyak polisi, tentara, satpol PP sedang berpatroli mencari kebenaran tentang hilangnya Prof Edy. Karena aku mendengar berita itu hanya omongan dari warga, aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu aparat tentara di sana.

Lama aku berbincang dengan tentara tersebut, akhirnya dapat disimpulkan bahwa kejadian itu benar, Prof Edy menghilang seketika setelah ledakan itu, dan yang paling aneh adalah tak ditemukan sucuil pun tubuh dari Prof Edy, kalau dipikir-pikir, jika ada ledakan pasti orang yang terdekat resikonya adalah meninggal, rumah yang dekat dengan laboratorium Prof Edy terdapat korban jiwa, dan jasadnya sudah diurus oleh aparat setempat, aku tak mau terjadi hal buruk pada Prof Edy, tapi kalaupun meninggal pasti jasadnya sudah ditemukan.

Huftt, disana persaanku campur aduk. Kata pak tentara yang menceritakan kejadian Prof Edy tadi, kita harus banyak-banyak berdoa. Kata-kata itu yang harus aku lakukan saat ini. Aku sangat berterima kasih kepada pak tentara tersebut, aku salut padanya.

Lama aku dilokasi kejadian Prof Edy, kata pak tentara tadi aku harus kembali ke tempat pemberangkatan menuju tempat pengungsian, walaupun aku sudah sepakat untuk mengungsi dirumah nenek, tetapi kami akan menaiki bus bersama-sama.

Kuambil sepedaku lalu kugayuh menuju tempat pemberangkatan, pasti di sana keluargaku cemas, karena tadi aku tak sempat berpamitan. Tak lama kemudian, aku pun sampai, ibuku langsung berlari kearahku, tampaknya dia sangat cemas. Akui ngin menceritakan semuanya, namun kini bukan saatnya karena bus sudah akan berangkat.

Di dalam bus, hatiku kupenuhi dengan rasa do’a. Berdo’a untuk keselamatan Prof Edy dan semua warga kampung. Perjalanan ketempat pengungsian tak terlalu jauh, jadi jika terjadi sesuatu aku bisa kembali sendirian, yaa walaupun jalanannya sedikit menantang.

Akhirnya kita semua sampai, aku dan keluargaku turun untuk ganti bus lain, karena bus yang kita tumpangi tak searah dengan rumah nenek. Di dalam bus kedua rasa hati ini makin campur aduk, antara senang berjumpa dengan nenek, dan masih khawatir dengan keadaan Prof Edy. Ayah dan ibuku yang sangat paham denganku, mencoba menenangkanku, membuatku lebih bersyukur mereka masih ada di sisiku. 

Alhamdulillah kami pun sampai di rumah nenek dengan selamat, “nenek” sapa ku saat sampai dirumah nenek. Kami pun semua istirahat sejenak di rumah nenek. Ayah dan ibuku menceritakan semua kejadian tentang Prof Edy. Aku yang hanya duduk termenung sambil memikirkan bagaimana cara menyelamatkan Prof Edy.

Tak ada hujan, tak ada angin tiba-tiba aku teringat barang terakhir yang Prof Edy berikan kepadaku yaitu kotak permintaan. Yaaa, untungnya aku membawa kotak itu, tanpa basa basi kucari kotak itu dari tasku, lalu kubuka kotaknya, dan akupun terkejut karena di dalam kotak itu terdapat bola yang bersinar berwana biru. Dan Prof Edy bilang, kalau bola ini muncul itu tandanya terjadi masalah besar. “Bola ini muncul, berarti Prof Edy benar-benar dalam bahaya,” isi pikiranku saat ini. Aku yang sedang memikirkan bagaimana cara menyelamatkan Prof Edy, tiba-tiba muncul sinar yang membuat mataku silau. 

Saat kubuka mataku aku tak percaya, ternyata aku sudah berada di dimensi lain, kini aku ingat, setahun yang lalu, aku pernah diajak Prof Edy ke sini untuk menghibur diriku yang sedang sedih karena dibully teman sekelasku, dan betapa terkejutnya aku dibawa kembali oleh bola didalam kotak permintaan itu.

Tempat ini tak begitu asing bagiku, ini adalah tempat Prof Edy menjalankan uji coba yang sedikit berbahaya. Tapi anehnya kenapa Prof Edy kemarin tidak menjalankan uji coba di sini. Entah kenapa seketika, kakiku melangkah ke sebuah bangunan, saat ku intip bangunan itu, ada Pof Edy dengan wajah sedih sekaligus kebingungan.

Tanpa rasa ragu, aku memasuki bangunan itu, bangunan yang isinya alat-alat untuk ber-eksperimen tampak lengkap di sini. “Prof Edy?” teriakku saat kutemui wajah beliau. “Sara? bagaimana bisa kamu ke dimensi ini tanpa bantuanku? “.

Lalu, aku ceritakan semua kejadian yang terjadi saat ini. Mulai dari kejadian menghilangnya Prof Edy dan kotak permintaan yang membawaku ke dimensi ini. Ternyata Prof Edy tidak melakukan uji coba di sini karena, menurutnya eksperimen mesin kemarin tidak terlalu bahaya, tetapi tanpa disadari Prof Edy melakukan kesalahan pada prosesnya, dan tanpa diketahui kesalahan ini mengirim Prof edy ke dimensi ini, lalu membuat ingatan Prof Edy lupa tentang cara kembali ke dimensi semula.

     Kini Prof Edy mengetahui kesalahannya, aku bilang kepada beliau “tidak apa-apa profesor, mari kita selesaikan masalah ini bersama.” Kami pun memikirkan solusi dari masalah ini secepatnya, karena kami semua bisa terjebak di dimensi ini selamanaya.

“Sara, kamu ingat mantra yang kita ucapkan saat aku membawamu ke sini satu tahun yang lalu?” pertanyaan Prof Edy yang membuatku ingat tentang sesuatu.

“Ya profesor, kini aku ingat, apakah aku harus mengucapkan kalimat itu sekarang?” tanyaku kepada Prof Edy.

“Sekarang Sara, tapi kita akan ucapkan kalimat itu bersama-sama” jawab Prof Edy dengan sangat menyakinkan.

“Sudahi galaumu, mari bersenang-senang bersamaku” kuucapkan kalimat itu bersama beliau, lalu BLIZZTT, sinar biru itu muncul kembali dan saat kubuka mataku,kita sudah kembali ke dimensi semula, di laboratorium Prof Edy.

Rasa senang dan lega memenuhi pikiranku, semua aparat terkejut karena kami tiba-tiba muncul, Prof Edy pun menceritakan semua kejadiannya. Sudah saatnya aku kembali kerumah nenek, karena tugasku sudah selesai.

Aku berpamitan kepada semua aparat, juga Prof Edy. Sebelum pulang beliau memintaku pulang dengan alat teleportasi miliknya, aku pun setuju. SWINGGG tanpa disadari aku kembali, aku senang, semua sudah selamat.

Tamat.

Baca:
– Cerita Misteri: The Magic Door – Part 1
Teka teki ada 120 bola, hilang satunya tinggal berapa?
Cara membuat sel hewan dari bola plastik
Dokter Ajaib

Terima kasih sudah membaca dan membagikan Cerita Misteri: Kotak Ajaib Prof Edy. Silakan tulis komentarmu ya!

Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!

2 Komentar

Balas komentar

Yuk tulis komentar kamu