in

SenangSenang SedihSedih KerenKeren KagetKaget NgakakNgakak TakutTakut

Cerita Rakyat Pendek dari Bali – Bawang dan Kesuna

Cerita Rakyat Pendek dari Bali - Bawang dan Kusuna
Cerita Rakyat Pendek dari Bali - Bawang dan Kusuna

Cerita rakyat pendek ini dari daerah Bali, ini adalah tugas sekolahku ketika diminta menceritakan ulang sebuah dongeng. Sumber aslinya dari karya versi Made Taro. Yuk baca cerita rakyat pendek nya…

Cerita rakyat pendek – Bawang dan Kesuna

Pada sebuah desa di Bali, hiduplah dua orang anak yang bernama Bawang dan Kesuna. Keduanya masih memiliki orang tua yang lengkap, ayahnya seorang petani dan ibunya menjaga kedua anaknya di rumah.

Pada suatu hari, Ibunya pergi ke pasar cukup lama, seperti biasa ayahnya menggarap sawah. Mereka membagi pekerjaan rumah untuk memasak nasi, dll.

Kesuana yang baik hati, meminta Bawang untuk menumbuk padi, karena dia mau mengerjakan yang lain.

“Maaf Kesuna, kamu yang menumbuk, nanti aku yang mengayak,” begitu ucapan Bawang.

Akhirnya Kesuna yang sering mengalah, diapun mulai menumbuk padi. Selepas itu, Kesuna kembali meminta Bawang menepati janjinya mengayak padi yang sudah menjadi beras, “Bawang, ini…”

Sebelum Kesuna berbicara, bawang memotong ucapannya itu, “Kesuna, kamu ayak saja, biar aku yang memasak”

Kesuna yang sabar terus diuji, dia pun mengayak. Setelah itu, Bawang masih terus beralasan lagi untuk menolak semua permintaan dari Kesuna, akhirnya merasa Bawang tidak ingin menolongnya, dia mengerjakan sendiri semua pekerjaan rumah itu.

Karena merasa kegerahan, Kesuna mandi ke sungai. Tidak lama dari itu, Ibunya datang dari Pasar, Bawang yang sifatnya pemalas dan si tukang fitnah, diapun segera berlari menuju dapur untuk mengotori semua tangan dan mukanya.

“Bawang, kamu mengerjakan ini semua sendiri?” tanya ibunya yang kaget melihat muka Bawang yang tampak kelelahan.

Bawang mengiyakan dan menjelaskan bahwa Kesuna tidak membantu apa-apa, dia juga si tukang fitnah kesuna.

Baca Juga: Kancil dan Anak Harimau

Merasa kesal dan marah, ketika Kesuna kembali dia dipukuli dan diusir oleh ibunya. Merasa bingung harus kemana, akhirnya dia berjalan tanpa arah dan sampailah di tengah hutan. Akhirnya Bawang dan Kesuna tidak tinggal bersama lagi dan itu yang diinginkan Bawang sejak lama.

Tiba-tiba dia mendengar ada burung crukcuk kuning yang terus berbunyi yang seperti memperhatikannya.

“Crukcuk kuning, patuklah ubun-ubunku dan bunuhlah aku,” ucap Kesuna sambil memohon.

Burung Crukcuk kuning menghampiri dan segera mematuk ubun-ubun Kesuna, betapa kagetnya dia bahwa bukan sakit yang dirasakan justru malah rangkaian bunga emas yang menempel di kepalanya seperti mahkota.

Tidak hanya ubun-ubun yang dipatuk, burung itu juga mematuk kupung, leher, tangan, dan kakinya. Semua yang dipatuk berubah menjadi perhiasan yang mewah.

——-

Nah itulah dongeng rakyat yang aku buat, untuk melanjutkan cerita rakyat pendek kalian bisa menontonnya melalui video ini, karena aku membuatnya hanya sampai sini:

Baca juga: Dibonceng Pak Ustad

Yuk tulis komentar kamu