in

SenangSenang KerenKeren NgakakNgakak KagetKaget SedihSedih

Cerpen Detektif Pencurian Buku Perpustakaan Sekolah

Cerpen Detektif Pencurian Buku Perpustakaan Sekolah
Cerpen Detektif Pencurian Buku Perpustakaan Sekolah

Cerpen Detektif Pencurian Buku Perpustakaan Sekolah. Siswa dan siswi sedang dihebohkan oleh bilangnya buku perpustakaan. Yang unik adalah, dia mencuri buku-buku ilmu pengetahuan dan cerita moral, kedua, dia selalu mengembalikan buku-buku itu setelah beberapa waktu, dengan rapi di tempat semula. Seolah-olah, dia meminjam, tapi tidak bertanya pada petugas perpustakaan. Ia melakukannya dengan rapi pada saat malam hari.

Dua orang siswi kelas 4 SD, Belva dan Allen, yang terkenal sebagai detektif, curiga akan hal ini. Mereka yakin ada tujuan tertentu dari pencurian buku itu. “Yah, seperti teori kita di setiap misteri, tidak mungkin hantu! Ya kan, Bel?” Tanya Allen dengan serius.

“Yang menarik perhatianku, dia selalu mengembalikan buku setelah beberapa hari. Untuk buku tebal, dia terkadang butuh waktu beberapa minggu. Sepertinya, siapapun dia, dia membaca buku-buku itu, dan ini bukan hantu yang melakukannya” Kata Belva, tidak kalah serius.

Baca juga : Siapa sahabat terbaikmu?

Dua wajah ini terlihat imut, tapi jika sedang serius? Wah, seperti ada pemikiran yang bertanggungjawab dan dewasa di dalam tubuh dua anak kecil berprestasi dan sopan ini.

Mereka berdua berjalan menuju kantin. Kebetulan, untuk menuju kantin sekolah mereka harus melewati perpustakaan. “Belva, Allen! Tolong selidiki perpustakaan ini, deh. Kami punya petunjuk.” Panggil Manda, seorang siswi yang sedang mengerumuni suatu benda bersama teman-temannya.

Belva dan Allen masuk ke dalam perpustakaan. “Kain lusuh yang sudah robek.” Gumam Allen.

“Kawan-kawan, apa hanya ini petunjuk yang ada?” Tanya Belva, sedikit bingung. Kain lusuh, tidak mungkin milik Belva, Allen, Bobby, Manda, Audrey, Johnson, Matt, Angelo, Sinyo, dan kebanyakan pelajar lainnya.

Mereka kebanyakan orang kaya. “Tersangkanya ada tiga. Harriet, Rendi, dan Lanti. Tapi, meskipun Harriet agak miskin, pakaiannya selalu bersih dan rapi. Jadi hanya Rendi dan Lanti. Mereka juga tidak terlalu suka membaca…” Belva berpikir.

Baca juga : Tetesan Air Mata Misterius

“Anak kelas lain juga sepertinya tidak. Dari kelas lain, semuanya kaya raya. Tapi, menyedihkannya mereka sombong.” Gumam Allen.

Allen menepuk punggung Belva. “Yah, kita mau gimana lagi? Kayaknya kita harus bertindak. Maksudku, malam-malam datang ke sekolah untuk menyergap pencurinya. Ini semua menarik perhatianku, Belva.” Katanya, nyengir.

“Hmmmm! Baiklah! Rasa penasaranku juga mengangguku. Kita ke kantin dulu, ya. Aku mau beli susu.” Jawab Belva.

“Oke. Jam 6 malam, di perpustakaan sekolah, bawa senter dan buku catatan. Aku akan bawa kamera. Pasti pak Adi mengijinkan kita!” Pak Adi adalah petugas keamanan di sekolah mereka.

Jam 6 malam. Belva juga Allen memakai pakaian yang mirip dengan ninja. Agar lebih samar-samar. Mereka masuk ke dalam perpustakaan setelah memberi salam pada Pak Adi. “Oh iya. Aku lupa. Bagaimana si pencuri kabur? Kan, pak Adi selalu menjaga.” Belva bertanya pada Allen.

Allen menunjuk sebuah pintu rahasia. Pintu itu agak kecil. “Orang yang kurus dan kecil bisa melewatinya. Dan itu memakai password. Bagian pintu itu tidak diawasi CCTV. Entahlah, mungkin kepala sekolah kita lupa.” Tawa Allen.

Saat sampai di perpustakaan., “Itu dia! Tangkap!” Belva begitu juga Allen bergerak cepat menghadang si pencuri. Dia memakai topeng.

Baca juga : Cerita anak pembuat onar di Sekolah

“Buka, Belva!” Bisik Allen.

Belva membuka topeng si pencuri. “De, Dero?” Allen dan Belva terlihat kaget.

“Ya, aku Dero.” Bisik pencuri yang ternyata adalah Dero, anak penjaga warung di dekat sekolah.

“Kenapa kamu mencuri buku, Dero?” Tanya Allen.

“Aku tidak mencurinya. Aku hanya meminjamnya.” Dero membela diri, namun dengan nada pasrah.

“Kenapa? Kamu dihitung mencurinya juga, meski sedikit. Kamu mengembalikan lagi, tapi kamu tidak bilang pada petugas perpustakaan.” Kata Belva.

“Yah, asal kalian tau saja. Adik-adikku dan aku ingin pintar. Aku tidak punya uang untuk membeli buku. Ibuku membelikanku peralatan sekolah saja. Aku pun meminjam buku secara diam-diam di sini. Bukunya bagus, banyak lagi. Aku takut memberi tahu petugas keamanan bahwa aku ingin pinjam buku karena…”

“Karena apa?” tanya Belva.

Dero menjawab lirih, “Bobby, teman kalian yang sombong itu, bilang padaku bahwa cuma anak kaya yang boleh membaca buku bagus dan banyak. Sebenarnya dia tau, kok, aku pencurinya.”

Baca juga : Salah menjebak pencuri

“Dero, kalo kamu butuh sesuatu, kamu bilang aja! Jangan takut! Dan sebaiknya kamu harus bilang, karena, nanti kamu disalahkan karena semua orang salah paham. Jangan dengarkan Bobby, ya. Dia memang begitu orangnya.”

“Kami akan bercerita pada kepala sekolah.” Kata Allen.

“Kamu mau mengadukanku?” tanya Dero sedih.

“Tentu tidak! Aku mau bercerita tentang kamu ingin pintar, siapa tau kamu bisa dapet beasiswa ke sini. Pengetahuan itu milik semua orang, Dero.” Allen tersenyum, merangkul Dero.

Akhirnya, karena semua masalah sudah dianggap selesai, mereka berdua dan Dero pulang ke rumah masing-masing.

Besoknya mereka menjelaskan semua yang terjadi. Bobby mendapatkan teguran Kepala Sekolah, sedangkan Dero mendapat beasiswa ke SD Otto Iskandar 1.

Belva dan Allen berhasil memecahkan kasus ini, terima kasih sudah membaca Cerpen Detektif Pencurian Buku Perpustakaan Sekolah

Baca juga : Bullying di Sekolah

Pesan Moral Cerpen Bertema Detektif: Jika ingin memakai barang orang ijinlah dahulu, jangan diam-diam meminjamnya. Semangat Bobby belajar harus kita tiru, pandai lah membagi waktu dalam bermain dan belajar.

Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!

Yuk tulis komentar kamu