Hijab? No Problem!
“Hiks… Hiks… Kenapa harus? Aku tidak mau meninggalkan sahabatku. Hiks… Padahal aku ingin tetap bersama mereka, hiks… nanggung sih, tinggal 6 bulan lagi, hiks…” kata Carla sambil mendekap bantalnya.
“Carla! Sini dulu, nak…” panggil mama. Carla tidak menyahut.
“Carla!” panggil mama lagi.
Akhirnya Carla menuruti mamanya. Ia berjalan gontai menuju tempat dimana mama memanggilnya. Kemudian, ia duduk disamping mama.
“Ada apa?” tanya Carla sambil mengusap air matanya.
“Hmmm…, begini, papa bilang, keberangkatan kita ke Kota Mariku dipercepat. Karena, pekerjaan papa harus segera dikerjakan. Jadi, kita akan berangkat lusa, tepatnya hari kamis. Sekarang, Carla siapkan baju-baju yang akan dibawa. Mungkin ditambah beberapa barang yang ingin Carla bawa juga boleh. Mama mau masak dulu. Keburu papa pulang,” ujar mama.
“Tapi… Carla sebenarnya nggak mau ikut pindah. Carla mau disini. Soalnya, Carla nggak mau meninggalkan sahabat-sahabat Carla. Boleh, ya, ma?” pinta Carla.
“Nggak boleh Carla sayang… mama, kan, sudah menjelaskan ke kamu, kalau kamu pasti bisa ketemu sama temanmu itu. Kalau Carla disini, Carla sama siapa?” tanya mama.
“Eeenngg… sama siapa, ya?” tanya Carla pada diri sendiri.
“Tuh, kan… Carla aja nggak tau. Ya, sudah, pokoknya lusa kita berangkat!” kata mama sambil berlalu menuju dapur. Carla menunduk sedih.
Baca juga: Kejutan ulang tahun dari sahabat
“Jadi, kamu jadi pindah?” tanya Kenny – salah satu sahabatnya Carla – memastikan kepergian Carla saat berada disekolah.
“Iya, maaf, ya, guys… aku nggak bisa menolak kehendak orang tuaku. Rencananya, sih, besok. Tapi, tenang aja, kata mamaku, kapan-kapan aku pulang kesini,” jawab Carla.
“It’s oke! Yang penting kamu jangan lupain kita, ya…” ujar Shinta – sahabat Carla – sambil memeluk Carla.
“Iya, kamu harus selalu mengingat kita!” timpal Lania, sahabat Carla juga. Disertai anggukan kepala Kenny. Carla hanya tersenyum.
“Ohya, kamu nanti sekolahnya dimana?” tanya Lania tiba-tiba.
“Eeeennggg… belum tau. Soalnya mama dan papaku masih bingung untuk menyekolahkanku dimana,” jawab Carla.
Teeeeet… teeeett… teeeettt…
Bel tanda istirahat selesai berbunyi nyaring. Carla, Lania, Shinta dan Kenny kaget mendengarnya. Tanpa buang waktu lagi, mereka pun masuk kedalam kelas.
*****
“Sudah masuk semuanya?” Tanya papa sambil memasang sabuk pengaman.
“Oke!” jawab mama dan Carla bersamaan.
Pagi ini, mereka sudah berangkat menuju bandara. Letak kota Mariku memang jauh. Tapi, kalau kita menikmatinya, pasti terasa dekat.
“Carla, mama dan papa sudah memutuskan. Bahwa kamu akan sekolah di Muslim Generation School, sekolah terbaik dan terfavorit dikota Mariku. Untuk masalah pendaftaran, seragam, biaya dan buku pelajaran biar mama dan papa yang urus. Oke?” tanya mama meminta persetujuan Carla.
“Huuft, baiklah. Terserah mama dan papa,” jawab Carla. Sebenarnya Carla tidak setuju.
“Haaaah… akhirnya, kita sampai! Ayo, keluarkan kopernya, papa ambil troli dulu,” kata papa sambil keluar dari mobil. Begitu juga mama. Carla pun menyusul.
“Pesawat dengan nomor penerbangan MK024176 tujuan kota Mariku akan segera berangkat. Para penumpang harap segera memasuki pesawat,” terdengar suara dari mikrofon.
Carla, mama dan papa segera memasuki pesawat. Mama mendapat nomor tempat duduk D5. Carla dapat nomor tempat duduk D6. Sedangkan papa mendapat nomor tempat duduk D8. Berarti mama dan Carla duduk bersebelahan. Sementara papa duduk dibelakang mama dan Carla. Setelah para Pramugari menerangkan tatacara menggunakan pelampung jika terjadi keadaan darurat, pesawat pun berangkat. Carla yang masih memikirkan sahabatnya, tertidur lelap. Mungkin ia capek berfikir.
Baca juga: Bunga sakura di Jepang
“Kita tinggal dimana, pa?” tanya Carla saat sudah sampai dikota Mariku.
“Kita akan tinggal apartemen. Tepatnya, Mariku Golden Stars Apartement. Papa sudah memesan kamar untuk kita. Taksi!” jawab papa sambil memanggil taksi yang kebetulan lewat.
Kami semua masuk kedalam taksi. Barang-barang diletakkan dibagasi. Rasanya perasaan Carla akan kepedihannya meninggalkan sahabatnya mulai memudar. Terlihat, ia mulai menikmati perjalanan ini.
“Ke Mariku Golden Stars Apartement!” kata papa kepada supir taksi. Supir itu menganggukan kepalanya. Taksi pun berangkat.
Sesampainya di Mariku Golden Stars Apartement, papa segera mengambil kunci kamar. Setelah itu, kami naik lift menuju kamar nomor 304. Kamarnya lumayan luas. Ada dua kamar, dapur, ruang keluarga dan ruang tamu. Disetiap kamar ada kamar mandinya. Carla masuk kekamarnya. Kamarnya sangat indah dan semuanya tersusun rapi. Ada Spring Bad, meja belajar, lemari, rak buku, dan meja kecil disebelah Spring Bad. Dimeja kecil itu ada lampu tidur berbentuk bunga. Carla pun mulai menyusun semua barang-barangnya.
*****
Hari yang cerah, hari ini adalah hari pertama Carla masuk sekolah. Yap! Sekarang hari senin. Pagi itu, Carla mandi dengan riang. Setelah mandi…
“Ma! Hari ini Carla pakai baju apa?” Tanya Carla dari dalam kamar.
“Coba lihat sendiri jadwal seragamnya dimeja belajar!”jawab mama dari dapur.
Carla segera berjalan menuju meja belajar. Benar saja, disana ada jadwal pemakaian seragam.
Baju batik gamis coklaaaat… jilbab… Apa?! Jilbab? Kata Jilbab itu terasa asing diotak Carla. Kenapa harus pakai jilbab kalau ke sekolah? Pasti akan terasa gerah. Heheeh! Carla nggak mau pakai jilbab!
“Mama! Sini dulu, ma!”panggil Carla.
“Iya, sayang…,” sahut mama, ”ada apa?” tanya mama saat sudah berada dikamar Carla.
“Kok, mama nggak bilang kalau pakai jilbab, sih? Carla kira, di sekolah baru Carla nggak pakai jilbab. Carla nggak mau sekolah, deh!” ujar Carla.
“Sayaaang… namanya sekolah muslim, ya, harus pakai jilbab. Coba dulu. Lama-kelamaan Carla pasti terbiasa. Ayo, coba dulu. Mama nyiapin bekal Carla dulu,” jawab mama sambil pergi menuju dapur. Carla mendesah.
Apa boleh buat? Coba dulu aja, deh…, gumam Carla. Carla pun memakai seragamnya. Lalu, ia mencoba memakai jilbab. Saat ia berkaca, Waw! Cantiknya… Carla terlihat lebih cantik saat memakai jilbab. Ia tersenyum-senyum sendiri didepan kaca.
“Carla! Ayo kita berangkat! Sudah mau jam tujuh.”panggil Papa dari ruang makan.
“Iya, pa!” sahut Carla.
Carla memasukkan buku pelajaran, buku tulis, alat tulis kedalam tas. Setelah itu, ia sarapan dengan cepat.
“Assalammu’alaikum…” pamit Carla sambil mencium tangan Mama. Mama tersenyum.
“Kamu cantik kalau pakai jilbab,” puji mama. Carla tersipu malu. Sebenarnya ada rasa gerah dikepalanya.
Carla dan papa pun pergi meninggalkan rumah. Hari ini juga papa akan memulai pekerjaannya dikantor. Dimobil, Carla terus berfikir. Apakah ia akan terlihat jelek jika memakai jilbab? Ah! Tidak usah dipikirkan.
Baca juga: Si nenek misterius
“Hati-hati, ya, cantik… semoga sukses dihari pertamamu sekolah,” kata papa sambil mencium kening Carla.
“Daaaah…” Carla melambaikan tangannya kearah mobil keluarganya yang mulai menjauh.
Carla berjalan dengan ½ % percaya diri menuju kelasnya. Kata mama, Carla kelas VI Abu Bakar Ash-Shiddiq, batin Carla. Carla mencari kelas VI Abu Bakar Ash-Shiddiq. Rupanya kelas Carla berada dilantai 3. Sekolah ini memang tingkat. Bagus dan indah!
Kriiiiiiiiiiing…
Bel tanda masuk kelas berbunyi. Carla mempercepat langkahnya. Saat masuk kedalam kelas barunya, rasa percaya dirinya berkurang. Carla malu. Tapi, ia tetap masuk kedalam kelasnya. Tiba-tiba…
“Murid baru, ya? Sini, duduk berdua sama aku,” ajak seorang gadis yang ada duduk didepan sebelah kanan.
“Eee…i…iya…” jawabku salah tingkah.
“Aku Rahma, Rahma Widyanti. Salam kenal,” kata gadis itu yang ternyata bernama Rahma.
“Mmmm… aku Carla Medina. Panggil aja Carla. Salam kenal juga,” jawab Carla.
Tak lama setelah itu, seorang sosok wanita berhijab masuk dengan senyuman yang khas. Dia sangat cantik.
“Assalammu’alaikum…” sapa guru baru Carla menyapa kelas dengan lembut.
“Wa’alaikum salam…” jawab kami semua.
“Murid-muridku sekalian, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo, nak, perkenalkan dirimu,” guru itu memanggil Carla.
Carla maju malu-malu. Tarik nafas… hah, oke! Aku bisa!, kata Carla dalam hati. Sesi perkenalan diawali dengan senyuman manis Carla.
“Assalammu’alaikum teman-teman… perkenalkan, namaku Carla Medina. Panggil aku Carla. Aku pindahan dari SDS 032 Matahari. Aku pindah kesini karena papaku pintah tugas kesini. Semoga kalian mau menerimaku dengan baik disini.”terakhir ditutup dengan senyuman Carla kembali.
Semua murid terkesan dengan sesi perkenalan Carla. Tampaknya mereka menyukai Carla.
“Terimakasih Carla. Baiklah anak-anak, sebelum kita mulai pelajaran agamanya, kalian ibu kasih maktu untuk berkenalan lebih dekat dengan Carla,” kata guru itu yang ternyata bernama Saliha. Rahma yang memberitahu Carla.
Para murid langsung mengerumuni meja Carla. Terutama yang perempuan. Semuanya berebut untuk bertanya kepada Carla. Ada yang bertanya apa hobi Carla, dimana rumah Carla, kapan tanggal kelahiran Carla, kenapa memilih untuk sekolah disini, bahkan ada yang bertanya apakah Carla keberatan saat memakai jilbab (Rahma yang bertanya seperti itu padaku) dan masih banyak lagi. Tak terasa, 15 menit sudah kami lewati. Saatnya memulai pelajaran. Pelajaran kali ini, adalah pelajaran agama. Hari ini, kami membahas tentang pakaian yang diwajibkan untuk menutup aurat.
“Anak-anak, seperti yang kita ketahui, bahwa memakai pakaian yang menutup aurat itu wajib. Terutama untuk perempuan. Perempuan itu wajib mengenakan jilbab, memakai baju lengan panjang, bawahannya dianjurkan menggunakan rok. Dan jangan lupa bagian kaki juga harus tertutup menggunakan kaos kaki. Jika kita memperlihatkan aurat kita sedikit saja, maka dosa kita akan berlipat ganda. Jadi usahakan untuk menutup aurat. Seperti yang difirmankan Allah di Al-Qur’an surah An-nur, ayat 30-31, yang artinya: 30. Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. 31. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya ( auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka atau para perempuan (sesama islam )mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahi perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. Untuk lebhi jelas lagi, kalian boleh membuka Al-qur’an,” jelas bu Saliha panjang lebar.
Kami semua membuka Al-qur’an. Kami mencari surah An-nur ayat 30-31. Ketika Carla membaca ayat suci itu, hatinya merasa tersentuh. Ia mulai mengerti kenapa perempuan wajib mengenakan jilbab. Tak terasa, air mata menetes dari mata Carla. Rahma yang melihatnya merasa heran. Kenapa membaca Al-Qur’an menangis? Mungkin itu yang dipikirkannya. Tiba-tiba…
Kriiiiiiiiing… Kriiiiiiiiing…
Baca juga: Trik sulap keren
Bel tanda istirahat berbunyi. Bu Saliha menyudahi pelajaran agamanya. Kami semua bersorak riang, kami sudah tak sabar untuk beristirahat.
“Carla tadi waktu kamu baca Qur’an, kok, kamu nangis?” tanya Rahma.
“Eeennngg.. aku hanya tersentuh melihat ayat suci Al-Qur’an. Aku baru tahu kalau perempuan diwajibkan mengenakan jilbab. Sekarang aku tahu, kalau perempuan wajib menutup auratnya,” jelas Carla.
“Ooooh… berarti, sekarang kamu tidak kebaratan memakai jilbab,kan?” tanya Rahma.
“Jilbab? No Problem!” jawab Carla. Rahma tersenyum senang mendengarnya.
“Ke kantin, yuk! Kamu harus coba makanan terpopuler di Muslim Generation School,” ajak Rahma.
“Ayo!” jawab Carla tidak menolak.
Nanti, Carla akan menyuruh mama untuk menutup aurat, ah! Biar mama bisa menjadi orang yang berutung, batin Carla. Saat Carla memakai jilbab, Carla merasa seperti dilindungi. Mulai sekarang, Carla akan mengenakan pakaian yang menutup aurat. Teman-teman juga, ya…
Dengan begitu, kita akan selalu diridhoi Allah. SWT. Amiiiiiin….
-tamat- Hijab? No Problem!
Source Img: fb.me/tria.rahmadani.ishar
Kamu plagiat temen saya ya? Wah,saya laporkan pada admin penulis cilik loh! Ngaku!
Enggak kok. Ini murni karya saya sendiri. Tidak satu kata pun saya plagiat dari milik orang lain. Terimakasih….
Wah,ceritanya bagus banget! aku sampai terharu^^
Terimakasih sudah membaca… semoga bermanfaat^