Istimewanya Keluargaku ! – Part 3, bagi kalian yang belum membaca part sebelumnya di sini: Part 1 | Part 2
“Aisha, Elsa, lama sekali kalian bersolek, kita hanya akan pergi belanja bukan kepesta, ayo cepat taxinya juga sudah menunggu nih!” ajak umi Tania sembari berdiri menunggu anak-anak kesayangannya di depan taxi yang juga sudah menunggu kedua gadis cantik yatim piatu ini, umi Tania itu sudah seperti ibu untukku dan Elsa, karena dia sangat menyayangi kami seperti anaknya sendiri, tidak hanya kami, umi Tania juga sangat menyayangi anak-anak panti yang lain. Umi Tania adalah umi atau ibu yang menjaga anak-anak panti membantu ibu panti, umi Tania tidur di kamar yang sama denganku dan Elsa. Di panti asuhan Muara Bunda ini, setiap kamar diisi oleh 6 orang santri dan 2 musrifah kamar atau umi seperti umi Tania. Di panti tidak hanya umi Tania yang membantu ibu panti, masih banyak umi-umi lain yang membantu pekerjaan ibu panti mengurus segala keperluan anak-anak, karena anak-anak di panti sekarang sudah semakin banyak. Aku dan Elsa lalu bergegas memasuki taxi, sama halnya denganku, umi Tania juga tersenyum geli melihat gaya Elsa memakai kacamata eksen.
Baca juga: Cerita Seram – Dendam Wita
Sesampainya di supermarket aku, Elsa, dan umi Tania segera menuju area sayur mayur, aku mengambil dorongan belanja untuk tempat sayuran. kami bergantian untuk mendorong dorongan itu, dorongan itu lama kelamaan semakin penuh terisi oleh berbagai macam sayur mayur yang diperlukan, membantu umi memilih-milih sayuran dan mengingatkan apa saja yang perlu dibeli. Setelah selesai berbelanja sayuran, di tempat yang sama umi Tania menawarkan belanja jajanan untuk di bagi ke teman-teman di panti, kita pun dengan semangat memilih. Umi Tania memang sangat baik. Selain membelikan jajanan, kami juga dibelikan ice cream oleh umi Tania. “thanks umi Tania,”
“Umi, Elsa boleh main di time zone enggak?” tanya Elsa, ketika umi selesai membayar di kasir, sementara kita membantu membawanya. Umi Tania mengangguk setuju. Sebenarnya aku sedikit tidak enak, umi Tania sudah mengeluarkan banyak uang untuk memenuhi keinginan kami, dan sekarang Elsa malah mengajak bermain di time zone.
“Yeeaayy!!” sorak Elsa, aku dan umi tersenyum melihat tingkahnya yang kocak. Kita meletakkan semua belanjaan sayuran di taxi yang sudah disewa umi. Setelah itu kami bersama-sama menaiki exskalator menuju lantai 2 dimana ada time zone, yang sudah menunggu kedatangan kami.
Sangatlah ramai dan berisik itulah suasananya, tetapi juga sangat menyenangkan. Kita membeli koin di kasir, dan kami pun mulai bermain dengan seru. Kami mencoba banyak permainan di sini, aku sangat bahagia, sampai ketika aku melihat seorang anak yang sedang diajari oleh ibu dan ayahnya cara memainkan salah satu wahana permainan, aku terus memandangnya.
“Aisha, sudahlah sekarang bukan saatnya untuk bersedih, lihatlah wajah umi, umi senang ketika kamu senang, dan umi akan sedih jika melihat kamu sedih. Dan itulah ibu kita, ibu yang sangat menyayangi kita. Apa kamu tahu Aisha, diluar sana masih banyak yang tidak mempunyai siapa-siapa, hanya sendiri, hidup sebatangkara, kita seharusnya bersyukur walaupun kita tidak punya orangtua, tetapi masih banyak orang yang menyayangi kita. Lihat aku Aisha, apa kamu meragukan kasih sayang yang aku pancarkan untukmu dari kedua bola mataku ini ? berjanjilah padaku satu hal Aisha, kamu tidak akan bersedih lagi!” aku merenungi perkataan Elsa, sembari menatap kedua matanya yang memang bersinar memancarkan kasih sayang. Dengan sekejab aku bahagia lagi, ini semua karena Elsa.
“Terimakasih Elsa, aku janji tidak akan bersedih lagi!” aku tersenyum pada Elsa, Elsa membalas senyumanku, lalu mengajakku kembali bermain.
Tidak terasa hari berganti senja, umi Tania mengajak kami kembali ke panti. Kita menurut, lalu turun kebawah untuk pulang. Alhamdulilah aku sedikit bisa melupakan kesedihanku karena Elsa dan umi Tania, benar kata Elsa, aku memang tidak punya ibu, tapi aku punya umi Tania yang sangat menyayangiku.
Bersambung ke Istimewanya Keluargaku ! – Part 4