in

SedihSedih KerenKeren SenangSenang NgakakNgakak KagetKaget TakutTakut

Kamu Yang Terbaik – Part 1

Cerita anak kamu yang terbaik
Cerita anak kamu yang terbaik

Kamu Yang Terbaik – Part 1. Aku bangun dengan rasa senang. Namaku Carroline Fiona Agatha, panggil saja Fiona. Rencananya akan pergi ke café baru dekat rumah bersama sahabat. Namanya Chloe Natalie Veronica Grace, biasanya sih aku panggil Chloe.

“Fiona! Jadi ke Café baru itu gak?” Aku dikagetkan oleh suara Chloe diluar, aku segera bangun dan membukakan pintu untuk Chloe.

“Yah, ternyata baru bangun anaknya…” Ujar Chloe cemberut.

Aku yang baru bangun seperti orang kebingungan. Tak sempat berpikir, langsung mengambil handuk, mandi lalu bersiap. Chloe yang melihat tingkahku menahan tawa.

Aku sudah segar karena sudah mandi, segera berangkat dengan Chloe berjalan kaki. Hari ini di London sangat dingin. Kami memakai jaket, syal, beanie hat, dan kaus kaki agar tidak kedinginan.

“Namanya Pic Café kan?” tanyaku. Chloe hanya mengangguk.

Sesampainya di sana kami terpesona dengan keindahan café itu. Ada diskon meriah dan ramai pengunjung berdatangan. Banyak tempat swafoto di sana, bahkan ada rak buku yang berisikan sejarah café itu. Seorang pelayan membantu mencari tempat duduk. Kami hanya memesan minuman hangat dan camilan.

Aku mengambil sebuah buku dan membaca tentang sejarah penamaan café ini. Sedangkan Chloe membaca buku sejarah pendiri cafenya. Kami membaca dan saling menceritakannya.

“Owh, ternyata pendiri cafe mendapat inspirasi dari ayahnya dan teman-teman ayahnya yang suka sekali minum berbagai macam kopi, jadi dia memanfaatkan peluang ini” Jelas Chloe.

“Kalau sejarah penamaannya karena sang kakak dari pendiri café sangat suka selfie, jadi dibuatkanlah tempat swafoto seperti ini. Nama Pic itu ternyata dari kata ‘picture’, keren ya?” Jelasku. Chloe mengangguk tersenyum.

Pesanan kami datang, aku dan Chloe menutup buku dan mengembalikkan ke rak tempatnya. Minuman hangat, roti bakar coklat keju, dan kentang goreng. Sudah siap menemani kami bersantai di sini.

“Rasanya hidup ini hanya milik kami berdua. Chloe yang selalu membuatku tertawa juga merasa tenang. Jika diibaratkan barang, Ia bagaikan kasur yang selalu membuatku nyaman dan guling karena hangat jika dipeluk, hehe…” gumamku dalam hati sembari senyam senyum sendiri.

Setelah selesai, kami membayar masing-masing dan pulang bersama. Saat pulang, udara terasa lebih dingin. Aku segera berlari agar cepat sampai rumah, Chloe ikut mampir dulu ke rumahku karena rumahnya lebih jauh.

Saat menyebrang, aku tak melihat lampu lalulintas. Jalanan sangat sepi saat itu. Tiba-tiba ada mobil yang melintas kencang, Chloe terkejut dan berlari ke arahku, ia mendorongku dengan kencang. Aku yang terkesiap, terhempas ke tepi jalan.

Ternyata, chloe sudah terkapar tak berdaya di belakangku dengan darah dimana-mana. Mobil itupun melarikan diri.

Bersambung… 

Bagaimana menurutmu, apakah aku harus meneruskan cerita “Kamu Yang Terbaik – Part 2” ini? Tulis kritik dan saran yang membangun di kolom komentar ya…

Kamu juga bisa mengirim tulisan seperti ini. Yuk, Buat Sekarang!

Yuk tulis komentar kamu