Kisah Julaibib sahabat Nabi yang buruk rupa dan miskin namun menjadi ahli Surga. Semua orang di daerah itu tidak menyukainya, karena beliau bisa dikatakan memiliki status sosial yang paling jelek.
Nama Julaibib adalah panggilan warga kepadanya, nama itu dapat dikatakan panggilan untuk orang yang jelek juga pendek, atau panggilan hina.
Baca juga :
Kisah Julaibib rodhiallahu anhu
Siapakah Julaibib? Aku tidak tahun nama asli Julaibib atau Julaybib, yang jelas itu buka nama yang ia kehendaki, bukan juga orang tuanya, karena beliau sama sekali tidak tahu siapa orang tuanya.
Begitu juga dengan orang-orang yang mengenalnya, mereka tidak tahu bahkan tidak mau tahu. Bagi Masyarakat Yastrip, atau Madinah, tidak bernasab dan tidak bersuku adalah cacat sosial yang lengkap.
Tampilan fisik dan keseharian yang beliau miliki, menjadi salah satu alasan orang lain untuk mendekatinya bahkan berteman.
Wajahnya jelek, hitam, sangar, dan fakir, kainnya usah, pakaiannya lusuh, kakinya pecah-pecah, tidak memiliki rumah, tidur berbantalkan tangan, dan minum dari sumur warga menggunakan tangan.
Baca juga: Kisah Nabi Yahya Alaihissalam
Keistimewaan Julaibib
Abu Barzah, pemimpin bani as-salam (tolong dikoreksi jika salah), sampai berkata tentang Julaibib, “Jangan permah biarkan masuk Julaibib masuk diantara kalian, Demi Allah, jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya.”
Namun, jika Allah SWT berkehendak menurunkan hidayah kepada siapaun, maka tidak ada satu orang pun bisa menghalanginya.
Julaibib rodhiallahu anhu pun menerima hidayah dari Allah SWT, beliau juga selalu berada di shaf paling depan ketika solat ataupun dalam jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukan seolah dia tidak ada, tidak begitu dengan Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga : Kisah 25 Nabi
Kisah Julaibib dan Istrinya
Julaibib yang tinggal di suffah, tempat orang-orang fakir di serambi masjid Nabawi. Pada suatu hari ditegur oleh Nabi Muhammad SAW, “Julaibib, tidakkah engkau menikah?”
Julaibib tanpa ada kesan menyesal ataupun menyalahkan takdir Allah SWT, sambil tersenyum menjawab dengan santun, “Siapakah orangnya ya Rasullallah, yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”
Memang tidak ada orang tua manapun yang berkenan menerima putrinya menikah dengan Julaibib.
Nabi menggabit tangan Julaibib dan membawanya ke salah satu pemimpin Anshor, lalu mengatakan kepada para pemilik rumah, “Aku ingin menikahkan putri kalian.”
Dengan wajah berseri tuan rumah menjawab, “Betama indahnya, dan betapa barokahnya,” ia mengira bahwa Nabi lah calon menantunya.
Rasulullah kemudian berkata, “tetapi bukan untukku, kupinang putri kalian untuk saudaraku Julaibib.”
Sang tuan rumah kaget mendengar nama itu, “Ya Rasulallah, untuk memutuskan hal ini, saya harus meminta pertimbangan istri terlebih dahulu.”
Sang istri kaget mendengar nama Julaibib akan meminang putrinya, dia berpikir, bagaimana mungkin seorang yang tidak bernasab, berkabilah, berpangkat, mau meminang putrinya.
Sang putri yang mendengar percakapan itu, berkata anggun dari balik tirai, “siapa yang meminta, apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulalloh SAW, Demi Allah kirim aku padanya, dan demi Allah, karena Nabi yang meminta, maka tiada akan membawa kehancuran bagiku.”
Gadis yang sholehah itu, kemudian membacakan ayat Alquran surah (QS. Al Ahzab:36)

Mendengar do’a itu, Rasululah kemudian berdoa untuk gadis itu,
Ya Allah, limpahkan lah kebaikan atasnya dalam kelimpahan yang penuh barokah, jangan Engkau jadikan hidupnya payah dan bermasalah
Tidak mudah menjadi Julaibib, hidup dalam pilihan-pilihan yang sangat terbatas.
Maka benarlah do’a Nabi, Allah SWT karuniakan jalan keluar baginya, kebersamaan pasangan mulia yang tidak setara status sosialnya ini, ditakdirkan tidak terlalu lama, meski di Dunia sang istri sholehah dan bertakwa, tetapi bidadari telah terlampau lama merindukannya, Julaibib telah dihajatkan langit, walau tercibir di Bumi, dia lebih pantas menghuni surga, daripada dunia yang tidak bersahabat kepadanya.
Julaibib gugur sebagai sahid dalam jihad, Nabi Muhammad SAW begitu kehilangan, namun beberapa sahabat nabi tidak begitu peduli dan masih menganggapnya tidak ada.
Rosulillah secara pribadi mensolatkannya, Rasul pun berdoa, Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku dan aku adalah bagian dari dirinya.
Kita belajar dari Julaibib untuk tidak meratapi diri sendiri, untuk tidak menyalahkan takdir, untuk selalu pasrah, dan taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Baca juga: Kisah Nabi Sulaiman AS
Berikut ini adalah video kisah Julaibib menurut Ustad Salim A Fillah
Itu lah sepenggal cerita anak kisah Julaibib, semoga bermanfaat untuk semuanya, mohon maaf jika ada kekurangan. Oia siapakah nama istri Julaibib?
Hai Azzahra, kisahnya keren sekali…. dari dulu aku sangat suka dengan kisah ini sampa-sampai walaupun sudah dibaca berulang kali aku tetap tidak bosan. Semangat ya…..