in

Mengenali Disleksia Pada Anak Sejak Dini

Mengenali Disleksia Pada Anak Sejak Dini
Mengenali Disleksia Pada Anak Sejak Dini

Mengenali Disleksia Pada Anak Sejak Dini. Dyslexia (inggris) atau disleksia adalah suatu jenis gangguan atau kesulitan belajar yang umumnya mempengaruhi kemampuan membaca, serta pengejaan pengejaan seseorang dimana seseorang mengalami hambatan atau ketidakmampuan belajar dalam membaca, mengeja, atau memahami bacaan.

Contoh kesalahan penderita dislekasia

  • Tulisan yang seharusnya “mobil” ditulis “modil” anak yang menderita disleksia tidak bisa membedakan huruf “b” tertukar dengan huruf “d”.
  • Tulisan seharusnya tertulis “motor” ditulis dengan “wotro” mereka juga tidak bisa membedakan huruf “m” tertukar dengan huruf “w”. Begitu juga dengan bagian kata motor, yaitu “tor” tertukar penulisannya menjadi “tro”.

Baca juga: Pengalaman liburan di rumah

Jenis-jenis disleksia

Ada dua jenis disleksia yang terjadi pada anak, diantaranya:

  • Developmental dyslexia: yang biasa disebut dengan disleksia bawaan lahir, disandang seumur hidup, dan biasanya bersifat genetik atau turunan.
  • Acquired dyslexia: dapat diartikan karena gangguan perubahan pada otak kiri membaca atau mengalami kecelakaan sehingga cedera pada otak.

Pembagian persepsi menurut para ahli

Menurut para ahli, disleksia dibagi berdasarkan apa yang dipersepsikan oleh mereka yang mengalami, diantaranya adalah:

  • Persepsi yang pertama adalah Pembalikan konsep, maksudnya suatu kata dipersepsikan sebagai lawan katanya.
  • Persepsi yang kedua adalah Disorientasi vertikal atau horizontal, maksudnya huruf atau kata depan berpindah ke belakang atau sebaliknya, bisa juga huruf dari barisan atas berpindah ke barisan ke bagian bawah begitu juga sebaliknya
  • Persepsi yang ketiga adalah Teks, maksudnya suatu tulisan terbalik seperti dalam cermin, dimana huruf atau kata-kata tertentu menjadi seperti hilang

Yang harus diingat dan diperhatikan, tidak semua tanda atau karakteristik di atas dimiliki oleh penderita disleksia.

Ciri-ciri dan tanda-tanda disleksia

Ciri-ciri dan tanda-tanda disleksia yang mungkin dapat dikenali oleh orang tua atau guru diantaranya adalah

  • Kesulitan mengenali huruf atau mengeja, huruf yang sering tertukar biasanya:
    • huruf “b” tertukar-menjadi huruf “d”
    • huruf “p” tertukar menjadi-huruf “q”
    • huruf “m” tertukar menjadi huruf “w”
    • huruf “s” tertukar menjadi huruf “z”
  • Tertukar tukar kata misalnya,
    • kata “dia” menjadi “ada”
    • kata “sama” menjadi “masa”
    • kata “lagu” menjadi “gula”
    • kata “batu” menjadi “buta”
    • kata “dapat menjadi “padat”
  • Daya ingat jangka pendek yang buruk, kesulitan membedakan mana yang kanan dan mana yang kiri.
  • Kebingungan atas konsep tanda baca sebagai contoh: “Pintu harap ditutup kembali,” yang seharusnya kalimat pernyataan menjadi kalimat pertanyaan

Baca juga: Matematika bukan musuh

Hambatan yang dirasakan penderita disleksia

Beberapa hambatan yang sering dialami atau biasa timbul pada penderita disleksia adalah:

  • Gangguan konsentrasi
  • Hiperaktif
  • Gangguan motorik dan
  • Ketidakseimbangan

Data anak penyandang/penderita disleksia di dunia ada sekitar 10% sampai 15% anak sekolahpenderita disleksia, menurut data statistik Indonesia terdapat 50 juta anak usia sekolah dasar 10% nya adalahpenderita disleksia, maka prediksi anak yang menyandang disleksia di Indonesia sejumlah 5 juta anak. (masih data lama belum di update)

Cara mengatasi penderita disleksia di rumah

Ada beberapa penanganan yang bisa kita lakukan baik di rumah maupun di sekolah. Orang tua memegang peranan penting untuk masalah penanganan anak disleksia di rumah, salah satunya yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah adalah:

  • Membacakan buku yang menarik minat anak, kegiatan ini berulang kali agar anak lebih dapat memahami dan terbiasa dengan teks di dalam buku.
  • Menyemangati dan membujuk anak secara halus untuk mengajak membaca buku lalu mendiskusikan isinya bersama-sama akan sangat bermanfaat.

Cara mengatasi disleksia di sekolah

Dalam mengenali disleksia pada anak sejak dini dan setelah penanganan orang tua yang menangani di rumah, yang harus dilakukan di sekolah dengan intervensi edukasi diantaranya adalah

  • Anak penderita disleksia duduk di barisan paling depan di kelas atau dalam jarak pandang guru
  • Guru harus mengutamakan kebutuhan individual siswa
  • Mengajar dengan lingkup yang lebih fokus, seperti menyusun kelas kecil 10 anak dengan 2 orang tua dalam satu kelas

Baca juga: Tujuan sekolah secara umum

Mengingat sedemikian kompleksnya anak yang menderita disleksia ini, maka orang tua yang sudah mengetahui gejala-gejala yang disebutkan di atas, agar segera membawa anaknya berkonsultasi tenaga profesional seperti dokter anak atau psikolog untuk saran penanganan selanjutnya.

Kisah sukses penderita disleksia

Adapun kisah sukses para penderita disleksia :

  • Leonardo Da Vinci
  • Albert Einstein
  • Whoopy Goldberg
  • Tom Cruise

Di Indonesia kisah sukses para penderita disleksia:

dan masih banyak lainnya. Jadi jangan khawatir bahwa anak-anak yang menderita disleksia ini tidak anak sukses!

Yuk tulis komentar kamu