in

Pengalamanku Naik Angkot Ke Kota

Pengalamanku Naik Angkot Ke Kota
Pengalamanku Naik Angkot Ke Kota

“Uuh, udah enggak sabar ya, Sal” ujarku. Salsa mengangguk pasti.
Kami berenam, aku, Salsa, Nasifa, Rifqi, Gracia (Cia), dan Reivo, berencana pergi bareng ke kota (karena kami tinggal di desa) naik angkot. Berhubung Reivo sudah terbiasa, jadi, kami sedikit lega. Sebenarnya, rencana sebelumnya kami pergi hari Sabtu, hari ulang tahun Nazwa, cuma, berhubung mereka tidak jadi, daripada nyesel bayang-bayangin saja, kami putuskan untuk berangkat berenam saja. Catatan, yang jalan-jalan cuma lima orang, tanpa Reivo, karena Reivo pergi les.

Nasifa pun datang…
“Zah, kayaknya aku enggak bisa deh…” ucapnya.
“Kenapa?” tanyaku.
“Ehm, itu, kalau hujan aku enggak boleh” jawabnya lesu.
“Yah, Nasifa mah gitu. Kalau cuacanya cerah, kamu ikut ya!” ujarku.
“Insya Allah” balasnya.
Tak lama setelah itu, Rifqi datang.
“Eh, nanti jadikan? Aku enggak sabar nih!” tanyaku pada Rifqi, ia hanya mengangguk.
“Eh, Qi, Abiku punya ide, nanti berangkat sama pulang pakai mobilku” ucapku.
“Boleh, boleh. Nanti aku tinggal bilang ke Reivo ya!” balasnya. Aku mengangguk.

Entahlah, apa yang Rifqi bicarakan dengan Reivo. Tapi yang jelas, Reivo inginnya naik angkot. Jadi, aku bilang dulu sama Abi. Dan, disitulah, perdebatan kecil terjadi. Abiku inginnya naik mobilku saja, karena, cari angkot itu susah, lama pula. Kalau rencanaku gini, berangkat naik angkot, pulang naik mobil.

“Ya sudah, terserah kamulah! Mau naik angkot, terserah!” ujar Abi dengan nada yang terdengar agak kesal.
Aku menghela nafas. Dirumah, aku bersiap-siap. Begitu juga dengan yang lain, jam 1 lebih, kami akhirnya berkumpul. Di dalam angkot itu, aku sempat menelpon Abi agar tidak gelisah, huh, untunglah, Abi tidak marah lagi. Syukurlah.
Di dalam angkot itu sangat…sangat…seru. Kami bercanda, bercerita, ber-selfie, dan lain-lain. Intinya seru deh… Sayangnya, Nasifa dan Cia hanya diam saja. Tak terasa, sudah jam 2, (maaf ya, Vo, bikin kamu telat…, sekali-sekalilah! Becanda…) akhirnya kami sampai juga. Aku dan teman-teman segera turun dari angkot, lalu pergi ke taman. Kami sempat foto dengan badut.

Melewati masjid yang baru saja direnovasi. Subhanallah, dalamnya sangat indah. Dan, jalan yang tidak disangka. Aku pikir, Rifqi mau mengajak kami memutari masjid itu, lalu pergi ke tujuan. Eh, tahunya, kami harus manjat dari pagar (jangan ditiru ya) masjid itu. Ckckck…

Kami sempat bermain di arena bermain, perdebatan kecil terjadi, lalu tertawa. Ya, begitulah. Lalu, Rifqi dan Cia meminta kami untuk menemani mereka membeli barang di sebuah toko buku. Aku juga sempat beli barang. Sebelumnya, kami membeli sebuah burger, untuk mengganjal perut. Untuk minumnya, kami putuskan untuk membeli di taman.
Untuk beristirahat, kami sempat masuk kedalam masjid yang baru direnovasi itu. Seperti yang aku bilang tadi, dalamnya sangat bagus. Lapangannya luas sekali.

Hari sudah mulai sore, aku segera menelpon Abi untuk menjemput kami. Karena ada rapat, kami harus menunggu terlebih dahulu. Kami sampai dirumah pukul 17.30. Aku tidak mengaji. Begitu juga dengan mereka. Wah, hari ini sungguh melelahkan, pikirku.

Nah, itu pengalamanku naik angkot. Kalau kalian bagaimana? Apakah kalian juga pernah? Atau, mungkin belum pernah mencoba? Ingat ya, kalau tidak diizinkan, jangan nekat. Lagipula, di angkot itu biasanya ada copet, atau semacamnya. Jadi, hati-hati ya!

Yuk tulis komentar kamu