Tetesan Air Mata Misterius. Pagi itu, suasana sekolah masih sangat sepi. Anak kelas 5B baru saja memulai belajar setelah kelas 4. Anggita duduk sendirian, padahal muridnya ada 26. Terpaksa, Fahmi yang biasanya sebangku dengan sekarang harus duduk sendirian.
Beberapa hari kemudian, Sarah merasa penasaran pada Anggita, kenapa alasannya mau duduk sendiri dan kenapa menjadi pendiam. Dulu, waktu kelas 4 Anggita terbuka banget, malah dia anak tomboy, waktu kelas 5 ditanya kenapa mau duduk sendiri. Selalu menghindar dan menghindar. Walaupun begitu, dia adalah anak pintar. Anggita itu Cantik, kaya, pintar, dan … ah! Pokoknya anak istimewa, deh!
“Aku harus menyelidiki ini,” gumam Sarah.
Pagi itu, Anggita menuju toilet dengan langkah gontai. Sarah hanya mengikutinya dari belakang.
Teng! Teng! Teng! Bunyi bel dengan kencang.
“Haduh! Malah bel lagi!” gumam Sarah. Akhirnya, rencana hari itu GAGAL TOTAL.
Pada saat pelajaran sudah dimulai, karena tempat duduk Anggita dekat dengan Ifan. Tiba-tiba Anggita melempar kertas ke tempat Ifan. Lalu Ifan membukanya. Mereka sering berbalasan secara diam-diam. Takut ketahuan Ibu Yuni.
“Apa yang mereka bicarakan, ya?” gumam Sarah.
Istirahat kedua, Anggita kembali menuju toilet lagi.
“Yey! Masih ada kesempatan!” gumam Sarah. Namun, ternyata Anggita berbalik secara mendadak dan melihat Sarah.
“Kamu! Ngapain, sih, dari tadi mengikuti aku terus? Memangnya aku ada salah?!” seru Anggita dengan kesal.
“Eh … aku …” kata Sarah terbata-bata.
“Huh!” dengus Anggita kesal.
Teng! Teng! Teng! Pertanda masuk berbunyi lagi.
Sarah pun kapok, dan mulai melupakan kelakuannya itu.
Akhirnya, 1 tahun berlalu.
Pembagian rapor puntiba! akhirnya hasil ujian masing-masing murid dibagikan pada tanggal 7 Januari. Kelas yang biasanya heboh dan riuh berubah menjadi hening karena semua keluar kelas, kecuali Anggita. Sarah yang biasa kepo itu kehausan. Dia bermaksud untuk mengambil botol minumnya yang tertinggal di dalam kelas.
Baca juga: Clara Itu Anak Pemilik Supernatural
“Wah, ada Anggita, ngapain ya?” Sarah yang bermaksud untuk mengambil minuman menjadi bersembunyi agar tidak ketahuan.
TES! Tes! Tes!
Suara tetesan air terdengar jelas di telinga Sarah. Padahal di sana sama sekali tidak ada air.
“Suara apa itu?” Sarah yang super kepo itu, sepertinya mulai kembali kumat rasa keponya.
TES! TES! TES! TES!
Suara itu terus terdengar, bahkan semakin deras. Tak lama kemudian, terdengar suara tangisan seorang anak perempuan.
“Hiks … hiks … hiks,” suara tangisan itu-didukung dengan rintik hujan. Ditambah lagi, suara pilu seperti terdengar dari tangisan itu. Tak tahan mendengarnya, Sarah keluar dari persembunyiannya, melihat Anggita menangis. Kemudian Anggita berlari menuju Toilet.
Sarah sangat kasihan dengannya. Sarah kemudian mencari-cari Ifan. Lalu menggertak Ifan dengan kesal.
“Aku minta kamu jujur sama aku,” kata Sarah.
“Jujur apa, sih?” kata-Ifan tidak mengerti.
“Aku mau jujur … kamu cerita sama aku, kenapa Anggita jadi pendiam?!” bentak Sarah.
“Ha … hah?! A … aku … enggak tahu!” kata-Ifan berusaha menyembunyikan kenyataan.
“Kata katamu palsu banget,” kata Sarah.
“Oke, tapi janji, ya, jangan beritahu Anggita,” kata Ifan. Srah mengangguk.
“Gini, waktu dia suratin aku, katanya dia-benci sama kalian, kenapa benci? Kalian ingat waktu kelas 4? Sepatunya Anggita hilang dan enggak pernah ketemu? Anggita tahu, Bunga sama Lila kan? yang membuangnya ke sungai, apalagi, itu sepatu mahal, lho! Juga waktu kelas 2, Anggita itu sakit, tapi karena mamanya repot, dia-jadi enggak kirim surat ke pihak sekolah! Terus, Putri bilang, Anggita itu bolos sekolah kan? Kalian percaya begitu saja dengan perkataanya Putri, dia-itu sakit hati banget, Sar, dia-enggak bisa ngemaafin kamu sama yg lain, biar kamu meminta maaf 500 kali pun, dia engga bakal ngemaafin,” jelas Ifan.
“Tapi …,” kata-Ifan lagi.
“Dia sayang satu orang dari perempuan di kelas. Bahkan karena sayangnya, dia mengkadokan boneka besar untuknya,” kata Ifan.
“Siapa?” tanya Sarah.
“Riska,” jawab Ifan.
Meminta maaf kepada teman itu hebat
Sarah yang merasa bersalah, karena kelakuan dia dan teman-temannya itu-bingung. Akhirnya dia memutar otak mencari cara untuk meminta maaf kepada Anggita.
Pulang sekolah pun tiba, sekaligus liburan semesteran.
Masuk sekolahpun tiba, seperti biasa Miss Kepo pun tiba dengan riang.
“Riska mana ya,” tanya dia kepada semua teman di sekolahnya.
Baca juga: DIY Cara Membuat Squishy
“Jika aku tidak bisa berteman dengan Anggita, aku berteman dengan Riska,” gumam Sarah. Tapi, kalau dipikir-pikir, Riska itu-anaknya sombong dan pemarah. Gimana Anggita bisa deketin dia, ya?
Sarah pun mencoba berteman kepada Riska. Hasilnya? Nihil, Riska menolak permintaan Sarah.
Sarah terus mencoba dan memohon ratusan kali, hingga akhirnya Riska pusing dan Akhirnya berkata “Iya aku mau berteman sama kamu,” gitu katanya, jika Sarah tidak bisa berteman sama Anggita, setidaknya dia bisa berteman sama Riska.
Sarah terus mencari cara meminta maaf, tetapi dengan cara yang tidak mencolok. Karena Anggita anak yang baik, akhirnya memaafkan kesalahan mereka yang pernah mengusilinya.
~Tamat~ Tetesan Air Mata Misterius
suka kebayang lagi tidurr
jadilah anak yg jujur itu kunci dlm hidup